Perumahan umum menjadi salah satu solusi penting untuk menyediakan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan perumahan umum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang pesat.
Perumahan umum adalah suatu sistem kepemilikan rumah, dengan bangunan dan tanahnya dimiliki oleh pemerintah. Meskipun tujuan umum dari pendirian sebuah perumahan umum adalah untuk menyediakan hunian yang terjangkau, namun rincian, istilah, dan kriteria yang dibutuhkan untuk menerima unit perumahan umum dapat bervariasi.
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan perumahan umum cukup beragam, mulai dari mahalnya harga lahan, terbatasnya akses pembiayaan berkelanjutan, hingga menjaga agar hunian tersebut tetap terjangkau dalam jangka panjang. Untuk menjawab tantangan ini, analisis model dinamika sistem dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mengevaluasi potensi dan hambatan pengembangan perumahan umum di Indonesia.
Pendekatan system dinamic adalah metode simulasi yang mampu menggambarkan interaksi kompleks antara berbagai faktor dalam suatu sistem. Model ini memungkinkan kita melihat bagaimana perubahan dalam satu faktor pada satuan waktu tertentu, seperti kebijakan pembiayaan atau harga lahan, akan berdampak pada aspek-aspek lain seperti ketersediaan rumah dan harga sewanya. Dengan menggunakan metode ini, perencanaan perumahan umum dapat dilakukan secara lebih akurat berdasarkan data historis, sehingga kebijakan yang diterapkan dapat lebih sesuai dengan situasi di lapangan, dan target waktu yang ditetapkan.
Melalui hasil simulasi system dynamic, tampak bahwa beberapa faktor utama yang sangat mempengaruhi keberhasilan pengembangan perumahan di Indonesia meliputi ketersediaan lahan, kemampuan masyarakat untuk membeli atau menyewa, serta tingkat pendapatan.
Model ini menunjukkan bahwa melalui kebijakan insentif pajak atau subsidi lahan, biaya tanah dapat ditekan untuk membuat perumahan umum menjadi lebih terjangkau. Selain itu, skema pembiayaan fleksibel, seperti cicilan jangka panjang atau subsidi bunga rendah, juga dapat membantu meningkatkan kemampuan MBR untuk memiliki hunian.
Model ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Kebijakan proaktif dari pemerintah, seperti alokasi dana khusus untuk perumahan umum atau insentif bagi pengembang swasta, dapat mempercepat pembangunan perumahan umum di daerah-daerah prioritas. Selain itu, kontribusi dari sektor swasta, misalnya melalui penyediaan dana atau teknologi yang efisien, dapat menekan biaya pembangunan.
Berkaitan dengan program 3 juta rumah dalam satu tahun yang dicanangkan pemerintahan baru-baru ini, analisis dari system dinamic dapat dipertimbangkan oleh Pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang lebih komprehensif dan berbasis data, sehingga capaian implementasi dapat lebih terukur dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Penulis : Muhamad Ashari
Sumber :
https://lib.ui.ac.id/
https://itb.ac.id/
https://jurnal.unpand.ac.id/
https://www.kompas.com/