Menanggapi salah satu isu yang masih menjadi permasalahan kependudukan di Indonesia, yaitu backlog rumah, Presiden Prabowo Subianto menginisiasikan program tahunan 3 juta rumah. Program ini dikonfirmasi oleh Hashim Djojohadikusumo, selaku Ketua Satgas Perumahan pada tanggal 28 Oktober 2024 lalu, yakni menyatakan bahwa total rumah yang dibangun dapat mencapai 15 juta dalam 5 tahun masa pemerintahan.
Program pembangunan rumah ini, ditargetkan akan membangun sebanyak 3 juta unit rumah per tahun yang terdiri dari 2 juta rumah di pedesaan dan 1 juta rumah di perkotaan dengan harga jual murah. Suyus Windayana selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang RI, menyatakan bahwa pihaknya pada saat ini sedang mempetimbangkan wilayah yang berpotensi untuk menjadi lokasi pembangunan rumah, dan jika tanah tersebut milik negara maka dapat segera dilakukan pembangunan.
Tahap awal pembangunan rumah pada program ini akan dilakukan di wilayah perkotaan. Adanya rencana dari Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait yang akan menyumbangkan tanah seluas 2,5 hektare di Tangerang, Banten.
Selain itu, Maruarar juga berencana untuk memanfaatkan tanah-tanah sitaan koruptor sekitar 1.000 hektare dari Kejaksaan Agung sebagai lokasi pembangunan rumah pada program ini. Selain itu, pemerintah juga berencana akan memanfaatkan aset-aset milik BUMN yang sudah tidak terpakai untuk pembangunan rumah.
Presiden Prabowo Subianto merencanakan perumahan yang dibangun pada program ini tidak bersifat eksklusif guna menciptakan permukiman yang inklusif dan harmonis. Rencana tersebut didukung oleh pernyataan dari Maruarar selaku Menteri PKP, bahwa ia akan menyatukan berbagai elemen masyarakat perumahan.
Program 3 juta rumah per tahun menjadi salah satu program ambisius yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo dan direncanakan untuk mulai berjalan pada tahun 2025. Pendanaan menjadi faktor penting dalam mendukung keberlanjutan pembangunan. Sehingga, pemerintah aktif menarik perhatian perusahaan pengembang properti untuk dapat terlibat dalam program ini dan mendukung realisasi jumlah rumah yang dibangun.
Penulis: Ratih Putri Salsabila
Sumber:
https://kfmap.asia/blog/mengapa-backlog-perumahan-di-indonesia-masih-tinggi/3504
https://kfmap.asia/blog/mengenal-spesifikasi-rumah-subsidi-bagi-mbr/2622
https://kfmap.asia/blog/capaian-program-sejuta-rumah-saat-ini/3175
https://www.kompas.com/
https://bisnis.tempo.co/
https://www.liputan6.com/