Menurut laporan BKPM, realisasi investasi Indonesia pada semester pertama tahun 2024 mencapai Rp 829,9 triliun, meningkat sekitar 22,3% dibandingkan tahun lalu. Realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 408,2 triliun, meningkat 29,4% (YoY), sementara Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 421,7 triliun, naik 22,3% (YoY).
Dalam investasi asing, lima sektor dengan nilai investasi tertinggi adalah Industri Logam Dasar, Pertambangan, Transportasi/Gudang, Industri Kimia dan Farmasi, serta Industri Kertas dan Percetakan. Berdasarkan negara asal, tiga negara dengan penanaman investasi tertinggi adalah Singapura (US$ 8 miliar), Tiongkok (US$ 3,9 miliar), dan Hong Kong (US$ 3,8 miliar).
Apa yang membuat para investor asing tertarik untuk berinvestasi di Indonesia?
Singapura telah menjadi salah satu negara dengan penanaman modal tertinggi di Indonesia sejak tahun 2014. Menurut BKPM, minat investasi Singapura di Indonesia dipengaruhi oleh kedekatan geografis antara kedua negara. Kedekatan ini memudahkan komunikasi, koordinasi, dan perpindahan modal. Selain itu, Singapura diketahui memiliki angka kelahiran yang rendah, yang dapat mempengaruhi pasokan tenaga kerja di masa depan. Sebaliknya, Indonesia memiliki angka kelahiran yang tinggi dan kaya akan sumber daya manusia. Kondisi ini menciptakan situasi saling menguntungkan bagi kedua negara. Hubungan antara Indonesia dan Singapura juga semakin diperkuat dengan adanya beberapa perjanjian, seperti Perjanjian Investasi Bilateral Indonesia-Singapura (BIT).
Investor Tiongkok semakin tertarik berinvestasi di Indonesia karena potensi pasar yang terus berkembang dan beragam peluang investasi. Hal ini ditandai dengan pertemuan bilateral antara kedua negara pada 8 September 2023, yang menghasilkan komitmen investasi baru sebesar US$21,7 miliar dari Tiongkok. Investasi ini mencakup sektor-sektor seperti e-commerce, industri, pertanian, perikanan, sains dan teknologi, serta inovasi. Saat ini, beberapa sektor yang menarik minat investor Tiongkok meliputi sektor energi, pertambangan, layanan keuangan, otomotif, perawatan kesehatan, dan ekonomi hijau. Hubungan antara kedua negara juga semakin diperkuat dengan program “Two Countries, Twin Parks” di bawah inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) dan Global Maritime Fulcrum (GMF).
Investasi dari Hong Kong banyak disalurkan ke sektor manufaktur karena Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, perekonomian yang dinamis, lokasi yang strategis, dan konektivitas regional yang baik. Saat ini, investasi dari Hong Kong juga banyak diarahkan ke sektor industri logam dasar, listrik, gas dan air, perumahan, kawasan industri, pergudangan, industri mineral non-logam, serta industri makanan. Hubungan antara kedua negara ini semakin diperkuat dengan adanya perjanjian AHKFTA (ASEAN–Hong Kong, China Free Trade Agreement).
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
https://kfmap.asia/blog/capaian-investasi-di-pertengahan-tahun-2024/3391
https://www.aseanbriefing.com/
https://www.thejakartapost.com
https://en.antaranews.com/
https://thediplomat.com/
https://research.hktdc.com/