Baru-baru ini, Knight Frank Vietnam merilis hasil riset terkait premium office building yang melihat berapa meter persegi luas kantor bertipe grade A atau premium yang bisa disewa dengan US$ 1.000 di 21 kota. Ditemukan bahwa kota dengan luasan terkecil adalah di Hongkong dengan 7 meter persegi saja. Di ranah regional Asia Pasifik, Ho Chi Minh memiliki luasan terkecil, dengan hanya 19,9 meter persegi saja, sedcang pada skala global, Ho Chi Minh menempati posisi ke 12 dari kota dengan jumlah ruang kantor yang tersewa.
Leo Nguyen, Director of Occupier Strategy & Solutions dari Knight Frank Vietnam, menyebutkan bahwa penempatan Vietnam pada posisi yang cukup tinggi ini akan berpengaruh terhadap performa sektor perkantoran di area southern city, meliputi penambahan pasokan gedung perkantoran tipe grade A di tahun 2023, dan penurunan harga sewa hingga 10-20% dalam dua tahun kedepan karena pasar yang berubah dari landlord-favourable menuju tenant-favourable.
Selain Ho Chi Minh, Hanoi juga mengalami pergerakkan performa ruang kantor, menempati posisi ke-5 dari kota dengan harga sewa perkantoran paling terjangkau di 2023. Di Hanoi, tenant bisa mendapatkan 37,6 meter persegi dengan US$ 1.000, meningkat 3,8% dibandingkan dengan tahun lalu yaitu di luas 36,8 meter persegi.
Selain Vietnam, Shanghai juga tercatat mengalami peningkatan sekitar 58% (YoY) dari jumlah ruang kantor yang bisa disewakan dengan biaya US$ 1.000 yaitu dari 17 meter persegi menjadi 26,6 meter persegi. Hal ini terjadi sebagai dampak dari pembukaan ekonomi dan pemanfaatan yang kurang optimal dari pasokan ruang kantor premium saat ini di Shanghai.
Lalu, bagaimana dengan Jakarta?
Masih mengutip dari hasil riset yang sama, Jakarta dinobatkan sebagai kota kedua – mengikuti Malaysia, dengan harga sewa yang terjangkau. Pada tahun 2023, jumlah ruang yang bisa disewa dengan US$ 1.000 meningkat sekitar 15,3% dibandingkan pada tahun lalu.
Dikutip dari Jakarta Property Highlight dari Knight Frank Indonesia, saat ini performa perkantoran di Jakarta menunjukkan geliat okupansi yang didominasi dari company demand atau group demand. Dan hadirnya 2 gedung perkantoran baru juga mengoreksi tingkat okupansi perkantoran di Jakarta saat ini.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
https://kfmap.asia/blog/pertumbuhan-perkantoran-hijau-di-cbd-jakarta/2672
Artikel Terkait
Investasi Para Crazy Rich Indonesia di Kancah Global
Geliat Sektor Teknologi dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Properti