Suku bunga acuan 5,75% yang dipatok Bank Indonesia (BI) dipertahankan %hingga akhir tahun 2023 berdasarkan hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21-22 Juni 2023 sebagai upaya pemulihan ekonomi di tengah mulai terkendalinya inflasi. Hal ini juga menjaga stabilitas nilai tukar di perekonomian global.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi berbasis indeks harga konsumen (IHK) per Mei 2023 sebesar 4% secara tahunan, menurun dibandingkan April 2023 yang sebesar 4,33%. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2-4% pada sisa tahun 2023.
Suku bunga acuan yang dipertahankan tersebut berdampak langsung pada penyaluran kredit bank baik deposit facility maupun lending facility yang juga bertahan, dimana suku bunga deposit facility bertahan di 5% dan suku bunga lending facility sebesar 6,5%. Hal ini juga berpengaruh pada suku bunga pembiayaan perumahan (KPR), dimana selama ini suku bunga acuan BI digunakan oleh bank sebagai acuan untuk menentukan tingkat bunga KPR.
Untuk KPR, suku bunga acuan ini masih bagus dan tidak akan berdampak besar. Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin, mengatakan meskipun BI menahan suku bunga acuannya, bank-bank masih menerapkan suku bunga KPR yang tinggi dimana ini terpengaruh tren kenaikan suku bunga acuan BI sejak pertengahan tahun lalu. Berdasarkan laporan BI, suku bunga kredit baru rupiah per Mei 2023 mencapai 9,8% naik 34 bps secara bulanan.
Permintaan KPR tetap mengalir deras ke perbankan seiring dengan pematokan suku bunga acuan saat ini. Penyaluran kredit dan pembiayaan pada beberapa bank sendiri pada saat ini terus mengalami pertumbuhan, meskipun tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit di tahun 2022.
Namun beberapa bank juga ada yang masih menawarkan bunga KPR yang rendah, seperti salah satu bank milik negara yang menawarkan KPR subsidi dengan suku bunga tetap sebesar 5%. Direktur Distribution & Funding bank tersebut pun menyampaikan bahwa, mengoptimalkan KPR subsidi dan non subsidi menjadi salah satu rencana bisnis bank pada tahun 2023, yang performanya dapat dilihat dari penyaluran KPR subsidi per Mei 2023 yang saat ini sudah mencapai 60.421 unit rumah dengan nilai Rp 8,9 triliun.
Suku bunga yang dipertahankan BI tersebut tentunya akan menguntungkan sektor properti, karena kenaikan tingkat suku bunga yang bisa dikendalikan dengan baik pada akhirnya dapat membuat kredit perumahan akan kembali diburu oleh masyarakat. Diharapkan suku bunga acuan ini tidak dinaikkan secara signifikan agar persaingan antar bank tidak terlalu ketat dan kemudian kredit bisa normal.
Penulis : Maya Talitha Az Zahra
Sumber:
www.kompas.com
www.cnbcindonesia.com
www.bisnis.tempo.co
www.finansial.bisnis.com
www.rumah.com
Artikel Terkait:
Apakah Kenaikan Suku Bunga Mempengaruhi Penyaluran KPR dan KPA?