Trend Co-Living yang Semakin Meningkat | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Trend Co-Living yang Semakin Meningkat
Friday, 5 July 2024

Co-living menjadi cara baru yang populer untuk menyediakan tempat tinggal sewa berkualitas di lokasi strategis. Menurut Knight Frank Global pada “The Co-Living Report 2024”, pada tahun 2023  hampir 2.500 tempat tidur co-living baru telah selesai dibangun dan mulai dihuni di Inggris, meningkat 65% dibandingkan dengan tahun 2022.

Sekarang, total ada 7.540 rumah co-living yang beroperasi di Inggris. Selain itu, ada 13.483 unit co-living lainnya yang sedang dibangun atau sudah mendapatkan izin. Pertumbuhan ini terjadi karena semakin banyak investasi besar yang masuk ke sektor ini. Diketahui, sejak 2020, investor telah mengeluarkan hampir £1 miliar untuk mendanai atau membeli proyek co-living.

Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini termasuk kurangnya keseimbangan antara pasokan dan permintaan di kota-kota, pertumbuhan populasi, urbanisasi, penurunan ukuran rumah tangga, dan perubahan pola pikir konsumen, terutama setelah pandemi. Alasan lain mengapa terjadi peningkatan tajam terhadap co-living karena adanya keterbatasan keterjangkauan bagi calon pembeli rumah pertama, sehingga pembeli lebih memilih untuk menyewa saat ini.

Pertumbuhan sektor ini juga akan memicu minat investasi pada sektor tersebut. Menurut UK Living Sector Survey 2023 oleh Knight Frank, disebutkan bahwa , saat ini investor memiliki lebih dari £75 miliar dalam aset sektor Hunian di seluruh Inggris, dan 45% berencana untuk berinvestasi di co-living pada tahun 2028. Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 32% responden yang sudah berinvestasi. Ini menunjukkan bahwa investor melihat co-living sebagai cara untuk menarik beragam penyewa dan mendiversifikasi portofolio mereka dalam BTR (Build to Rent).

Lalu bagaimana dengan di Indonesia?

Sejatinya, trend co-living baru mulai didengar pada tahun 2017 di Indonesia, khususnya di Jakarta. Selain pasar lokal, co-living juga mampu menjadi alternatif hunian untuk ekspat yang ada di Jakarta.

Menurut riset dari Knight Frank Indonesia pasar hunian ekspat di Jakarta mengalami peningkatan prospek sejak pandemi mereda. Sejalan dengan itu, kondisi saat ini menunjukan hunian sewa untuk ekspatriat mengalami peningkatan sekitar 5-10% (yoy).

 

Penulis: Lusia Raras

Sumber:

https://www.knightfrank.com/research/report-library/co-living-report-2024-11304.aspx

https://kfmap.asia/blog/co-living-tren-anak-millennial/152

www.kompas.com

Share:
Back to Blogs