Industri properti terus menunjukkan tren yang positif sepanjang tahun 2022 lalu. Hal ini menjadi pertanda yang sangat baik, mengingat industri lain pada umumnya masih terkendala bangkit setelah pandemi. Data dari Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa tren yang baik ini ditopang oleh penjualan rumah tinggal, khususnya dengan terus membaiknya penjualan seluruh tipe rumah seperti rumah tipe besar yang tumbuh hingga 29,86 persen (yoy). Sedangkan penjualan rumah untuk tipe kecil dan menengah tumbuh masing-masing sebesar 14,44 persen dan 12,25 persen dari triwulan sebelumnya.
Namun, ditengah pertumbuhan tersebut, terdapat sejumlah isu utama yang menjadi peluang untuk sektor perumahan, mengingat jumlah penduduk yang semakin tinggi dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tren pertumbuhan penduduk seperti populasi tinggi, tingkat kelahiran yang pesat, hingga urbanisasi membuka peluang terus tumbuhnya sektor perumahan di Indonesia, khususnya di kawasan perkotaan.
Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, dan diperkirakan akan menjadi 318,9 juta jiwa pada tahun 2045. Peningkatan ini terutama terjadi pada kelompok penduduk usia produktif dengan rentang usia 15-64 tahun sebesar 19 persen, dan usia harapan hidup penduduk Indonesia juga diperkirakan akan meningkat dari 69,8 tahun pada tahun 2010 menjadi 75,5 tahun pada tahun 2045. Rasio ketergantungan (dependency ratio) di Indonesia diperkirakan akan mencapai tingkat terendah sekitar tahun 2022 selama periode 2010-2045, yang berarti berdasarkan presentase, Indonesia memiliki penduduk golongan muda. Informasi dan data terkait demografi berdasarkan kota atau provinsi tersebut dapat dilihat atau diunduh melalui laman https://kfmap.asia/demography.
Dalam jangka panjang, pertumbuhan penduduk dapat mendorong urbanisasi dan tumbuhnya kota kecil dan sedang di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk kota-kota besar dan daerah urban akan membentuk mega urban di mana pada tahun 2045 masyarakat yang tinggal di perkotaan meningkat menjadi 72,8 persen, dan hampir 90 persen penduduk Jawa tinggal di perkotaan. Kelayakan tempat tinggal juga masih menjadi tantangan bagi sektor perumahan di Indonesia. Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, mengatakan bahwa saat ini jumlah rumah tangga yang menempati rumah layak huni masih sekitar 50 hingga 60 persen. Pemerintah melalui berbagai programnya menargetkan jumlahnya dapat mencapai 70 persen pada tahun 2024 mendatang.
Diperlukan kolaborasi dari semua pihak untuk memutar tantangan menjadi peluang tumbuh berkelanjutannya sektor properti residensial.
Penulis : Maya Talitha Az Zahra
Sumber:
KFMap.asia
www.kompas.com
www.rumah.com
Artikel Terkait:
Tren Eksodus dari Kawasan Perkotaan, Bagaimana dengan Jakarta
Sustainability Jadi Prioritas, Kota Mana yang Berhasil Menerapkannya