Tren Eksodus dari Kawasan Perkotaan, Bagaimana dengan Jakarta? | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Tren Eksodus dari Kawasan Perkotaan, Bagaimana dengan Jakarta?
Friday, 24 June 2022

Kawasan perkotaan identik dengan kawasan padat penduduk. Dengan lengkapnya fasilitas dan prasarana di perkotaan, tidak heran jika banyak penduduk yang melakukan migrasi dari kawasan pedesaan (rural) menuju kawasan perkotaan (urban). Namun, pandemi mengubah prinsip tinggal di kawasan perkotaan.

Menurut “Global Buyer Survey 2021 – The Asia-Pacific Supplement” yang dirilis oleh Knight Frank Global, sebanyak 35% responden dari Asia memilih untuk pindah ke suburbs selama masa pandemi. Akses yang mudah ke ruang terbuka hijau dan memiliki kualitas udara yang baik menjadi diantara alasan berpindah.

Menurut data statistic demografi yang dirilis oleh pemerintah Korea Selatan, pada tahun 2022 terdapat 9,49 juta penduduk yang tinggal di kawasan metropolitan Seoul, dimana terjadi penurunan sebanyak 2,5% dari kuartal keempat tahun 2021. Kota Seoul sendiri sedang mengalami tren penurunan jumlah penduduk sejak tahun 1992, dimana hingga tahun ini terjadi penurunan penduduk  sebesar 10,92 juta.

Penurunan penduduk tersebut tentunya bukan disebabkan oleh kurangnya fasilitas dan prasarana yang ada di Kota Seoul. Selain kebutuhan terhadap ruang terbuka hijau dan kualitas udara yang baik, tingginya harga sewa dan harga beli hunian menjadi salah satu alasan kuat terjadinya eksodus di Seoul.

Menurut Asia Pacific Outlook Report, pada tahun 2021 harga hunian di Seoul meningkat sebesar 25,6% (yoy). Lalu, bagaimana dengan Jakarta?

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, ditemukan bahwa pada lebaran 2022 ini diprediksikan terdapat penambahan penduduk sebanyak 50.000 jiwa ke Jakarta.  Arus migrasi disebabkan oleh keinginan untuk meningkatkan pendapatan di kota. Arus migrasi ke perkotaan ini akan mempengaruhi jumlah permintaan hunian di Jakarta. Asia Pacific Outlook Report yang dirilis oleh Knight Frank menyebutkan bahwa, Jakarta masih relatif stabil terkait peningkatan harga hunian, yaitu berkisar 2,2% (yoy) pada tahun 2021.

Eksodus dari Jakarta ke wilayah lainnya belum terlihat signifikan saat ini, meskipun harga hunian Jakarta masih relatif lebih tinggi dari kota lainnya, namun kesempatan dan peluang ekonomi di Jakarta tetap dinilai lebih prospektif saat ini.

 

Penulis : Lusia Raras

Sumber: 

Global Buyer Survey 2021 – The Asia-Pacific Supplement

Asia Pacific Outlook Report 2022 - Optimism and Opportunities Ahead

www.detik.com

www.bisnis.com

Share:
Back to Blogs