Seiring berkembangnya jaman, tantangan sektor properti juga datang dari tantangan perubahan iklim. Dikutip dari berbagai sumber, sejak bulan April 2024 lalu, beberapa negara di Asia mengalami heatwave (fenomena gelombang panas) yang menyebabkan suhu kota mencapai 40 derajat celcius. Di Asia Tenggara sendiri, beberapa negara yang terindikasi mencapai suhu tertinggi adalah Myanmar, Vietnam, Thailand, dan Filipina.
Gelombang panas ini tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi juga pada infrastruktur dan kenyamanan hidup. Untuk itu, penting bagi para pemilik properti dan pengembang untuk mengimplementasikan strategi yang dapat membuat properti lebih tahan terhadap heatwave. Berikut diantara strategi yang dapat diterapkan:
Desain arsitektur yang efisien energi dapat membantu mengurangi dampak gelombang panas. Menggunakan bahan bangunan yang memiliki kemampuan isolasi termal tinggi, seperti bata ringan atau insulasi atap, dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan. Selain itu, orientasi bangunan yang memperhitungkan arah sinar matahari dapat meminimalkan panas yang masuk ke dalam rumah atau gedung.
Memilih material bangunan yang ramah lingkungan dan memiliki kemampuan reflektif yang baik dapat membantu mengurangi panas yang diserap bangunan. Misalnya, atap berwarna terang atau atap reflektif dapat memantulkan sinar matahari lebih baik dibandingkan atap berwarna gelap. Penggunaan kaca low-E (low emissivity) pada jendela juga dapat mengurangi panas matahari yang masuk ke dalam ruangan.
Vegetasi dan ruang hijau dapat secara signifikan menurunkan suhu sekitar. Menanam pohon besar di sekitar properti dapat memberikan naungan dan mengurangi efek radiasi matahari secara langsung. Atap hijau (green roofs) dan dinding hijau (green walls) juga merupakan solusi yang efektif untuk mengurangi panas dan meningkatkan isolasi termal bangunan.
Memastikan properti memiliki sistem ventilasi yang baik adalah kunci untuk menjaga sirkulasi udara dan menurunkan suhu dalam ruangan. Ventilasi silang, dimana udara dapat masuk dan keluar dengan lancar, akan membantu menjaga kesejukan ruangan. Selain itu, penggunaan teknologi pendingin udara yang efisien energi, seperti AC dengan inverter, juga penting untuk memastikan konsumsi energi yang lebih rendah selama gelombang panas.
Menggunakan sumber energi terbarukan seperti panel surya tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga dapat mengurangi biaya energi selama penggunaan sistem pendingin udara yang tinggi pada saat gelombang panas. Panel surya juga dapat menyediakan sumber listrik yang stabil untuk alat pendingin udara.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
https://kfmap.asia/blog/fenomena-urban-heat-island-di-kawasan-perkotaan/2080
https://kfmap.asia/blog/bagaimana-komitmen-terhadap-penerapan-green-building/1219
www.worldweatherattribution.org