Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia mencapai 29,3 juta jiwa atau 10,8% dari total populasi.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat mencapai 36 juta jiwa pada tahun 2025, serta 63,3 juta jiwa atau sekitar 20% dari total populasi pada tahun 2045. Peningkatan angka lansia setiap tahunnya mengindikasikan potensi bisnis hunian lansia atau senior living di Indonesia sangat besar.
Senior living di Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan Thailand menyediakan empat jenis perumahan untuk lansia, yaitu perumahan yang dikhususkan bagi lansia aktif, pemberian perawatan di rumah, fasilitas perbantuan di rumah, dan menghadirkan perawat di rumah. Hal ini berbeda dengan di Indonesia, di mana pengembangan bisnis senior living belum merata, baru terdapat dua wilayah yang dikembangkan untuk bisnis tersebut, yaitu Jabodetabek dan Bali.
Menurut Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI), secara struktur ekonomi lansia di Indonesia, terdapat 2 segmen pasar yang potensial, yaitu menengah ke atas (45%) dan orang kaya (11%) atau total sekitar 56% dalam kondisi ekonomi yang potensial sebagai pasar produk hunian lansia.
Selain itu, adanya tren anak-anak meninggalkan orang tua di kampung halaman, memunculkan peningkatan demand untuk pembangunan senior living di beberapa kota. Sebab, anak akan merasa lebih aman dengan adanya fasilitas serta aktivitas yang disediakan oleh senior living.
Kebutuhan esensial dalam hunian lansia memang cukup spesifik, mulai dari fasilitas rekreasi, sarana aktivitas khusus lansia, asupan gizi yang cukup dan sesuai, pemantauan kesehatan berkala oleh tenaga ahli, keamanan 24 jam, serta jasa pendampingan untuk kebutuhan para lansia.
Selain itu, inovasi dalam senior living dapat menjadi daya tarik bagi para calon konsumen, seperti program sosialisasi dengan generasi yang lebih muda dalam komunitas lansia dapat menjadikan lansia lebih bahagia karena waktu yang lebih berkualitas, serta program penggunaan teknologi sebagai sarana hiburan lansia.
Penulis: Defta Ina Mustika
Sumber:
https://codedesign.org/how-capitalize-new-trends-senior-living-business
https://www.fortuneidn.com/business/eko-wahyudi/bisnis-senior-living-di-indonesia-masih-sangat-menjanjikan?page=all
https://validnews.id/ekonomi/menikmati-masa-tua-di-panti-wreda-mewah
https://www.beritasatu.com/ekonomi/592198/ceruk-bisnis-hunian-lansia-di-indonesia-masih-besar
https://mediaindonesia.com/humaniora/529728/bkkbn-jumlah-lansia-meningkat-hingga-mencapai-199-persen-pada-2045