Senior housing atau hunian lansia merupakan hunian yang mampu mengakomodasi kebutuhan kelompok lansia. Penerapan senior housing di Indonesia masih menjadi polemik hingga saat ini, karena persepsi yang tidak tepat terhadap lansia yang tinggal di panti jompo. Padahal, ini masih menjadi salah satu incaran investor di subsektor residential.
Menurut riset Knight Frank Global berjudul Senior Housing Annual Review, disebutkan bahwa investasi terhadap senior housing di UK pada tahun 2022 mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini disebabkan oleh peningkatan demand, namun supply yang masih terkontraksi. Dari segi permintaan, menurut data sensus pada tahun 2021, ditemukan sekitar 11,1 juta penduduk lansia di UK, dimana mengalami peningkatan sekitar 20% jika dibandingkan pada tahun 2011. Dari data sensus tersebut, Knight Frank memprediksi adanya pertumbuhan hingga 24% di tahun 2031 terhadap penduduk lansia.
Sejalan dengan pertumbuhan kelompok lansia tersebut, saat ini beberapa agensi penyewaan di UK pun juga menemukan peningkatan penyewa dari kelompok umur lansia. Salah satu agensi menyebutkan adanya peningkatan penyewa dari kelompok umur lansia sekitar 39%. Dan Knight Frank juga melihat kelompok umur >70 tahun menyumbang sekitar 7,1% tenancy di London (meningkat 3,5% dari 2017).
Potensi pertumbuhan demand ini saat ini sayangnya tidak sejalan dengan pertumbuhan supply, dimana pasokan hunian yang dapat disewakan kepada penduduk lansia adalah hunian yang dibangun pada tahun 1980, yang menyumbang sekitar 50% dari total pasokan hunian di UK. Melihat potensi tersebut, tidak heran jika terdapat pertumbuhan investasi.
Selain peningkatan demand, alasan humanis juga menjadi landasan peningkatan investasi tersebut. Untuk mempermudah proses investasi tersebut, beberapa hal yang perlu disiapkan adalah akses terhadap data yang akurat guna membantu benchmarking dan forecasting bagi pasar senior housing.
Lalu, apakah subsektor senior housing dapat berkembang di Indonesia?
Menurut data Badan Pusat Statistik, hingga akhir tahun 2025, diprediksi jumlah penduduk lansia di Indonesia adalah sekitar 36 juta jiwa dan hingga tahun 2045, jumlah penduduk lansia akan mencapai 20% dari total populasi. Dari segi ekonomi, sekitar 45% penduduk lansia tergolong dalam kelas upper middle dan 11% tergolong dalam kelas upper. Tentunya kedua kelompok tersebut dapat diprediksi menjadi calon okupan dari senior housing.
Selain itu, mengutip Marlin Marpaung, Dewan Pembina Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI), ditemukan bahwa pada tahun 2014-2020, terjadi pertumbuhan okupansi sekitar 10% tiap tahunnya.
Sehingga, dapat diprediksi bahwa kedepannya subsektor residensial yang bergerak di senior housing juga akan mendapatkan perhatian baik dari pasar maupun investor. Namun, mengingat besarnya angka backlog hunian hingga saat ini, semoga senior housing pun juga masih menjadi perhatian para pengembang maupun stakeholder lainnya.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
www.knightfrank.com
www.fortuneidn.com
www.rei.or.id
Artikel Terkait:
Kenali Kriteria Rumah Layak Huni