Jepang mulai mengalami penyusutan populasi sejak tahun 2005, kondisi tersebut terjadi hingga saat ini. Pada tahun 2022, total populasi di Jepang berkisar 125 juta jiwa.
Saat ini, komposisi penduduk lansia saat ini di Jepang berkisar 29%, kelas penduduk ini yang diduga memberi implikasi terhadap kondisi penyusutan penduduk beberapa tahun terakhir ini. Memang, seperti kita ketahui saat ini Jepang berada pada masa aging community, atau suatu masa dengan dominasi penduduk lansia yang tinggi. Kondisi ini umumnya terjadi setelah masa bonus demografi berlangsung.
Menyusul konsekuensi yang terjadi di sektor properti atas kondisi penyusutan populasi ini adalah, tingginya jumlah rumah terlantar/kosong yang ditinggal oleh penghuni (meninggal). Bahkan menurut catatan petugas setempat, pada tahun 2018 terdapat sekitar 8,5 juta rumah dengan kondisi kosong. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat sampai tahun 2038.
Beberapa hal yang menjadi pemicu terus bertambahnya rumah kosong di Jepang adalah sebagai berikut:
Dalam hal ini Pemerintah Jepang memberikan beberapa solusi, diantaranya untuk rumah kosong yang dibangun ulang, Pemerintah akan memberikan keringanan pajak KPR bagi pembelinya. Terutama bagi rumah yang gagal ditemukan pemiliknya setelah proses penelusuran. Yuk belajar dari Jepang, untuk mempersiapkan masa aging community.
Asia Pacific Outlook Report 2023 yang dirilis oleh Knight Frank Asia Pacific menyebutkan bahwa, living sector menjadi salah satu bentuk investasi yang prospektif di Asia Timur, diantaranya di Jepang, khususnya untuk multi-family housing dan senior living assets. Senior living assets ini menjadi salah satu bentuk properti tempat tinggal lansia yang memang berkembang sesuai dengan populasi lansia yang tinggi di Jepang saat ini.
Penulis: Syarifah Syaukat
Sumber:
www.cnnindonesia.com
www.kompas.com
News.okezone.com
Artikel Terkait
Dengan 1 Juta US Dollar, Berapa Luas Hunian Premium yang Bisa Anda Dapatkan?
Potensi Pengembangan Senior Housing
Preferensi Investor Asia Pasifik 2023