Menurut salah satu lembaga manajemen investasi aset,  pada tahun 2022 investor dari Asia-Pasifik menanamkan sekitar US$54,8 miliar untuk sektor real estate, meningkat 6% dibandingkan tahun 2021. Angka yang jauh lebih tinggi dibanding kawasan Eropa dan Amerika. Modal yang dihimpun oleh investor dari Asia Pasifik ini menyumbangkan 35% dari total modal yang terhimpun secara global.

Laporan Asia Pacific Outlook 2023 yang dirilis Knight Frank Asia Pasifik juga mendukung temuan ini bahwa subsektor residensial, perkantoran, dan logistik paling diminati oleh investor.

Geliat investasi ini juga sejalan dengan pertumbuhan perekonomian di Asia Pasifik. Menurut Asian Development Bank, perekonomian di Asia dan Pasifik diproyeksikan tumbuh 4,8% di tahun 2023-2024, membaik dari tingkat pertumbuhan 4,2% di 2022karena pembatalan zero-covid policy yang dilakukan oleh beberapa negara.

Untuk kawasan Asia Tenggara di mana kuatnya kinerja pariwisata dan permintaan domestik mendorong ekonomi Indonesia, Filipina, dan Vietnam yang diproyeksikan tumbuh sebesar 4,7% tahun 2023 dan 5,0% pada tahun 2024. Sejalan dengan proyeksi di atas, The Wealth Report yang dirilis oleh Knight Frank Global menyebutkan bahwa pertumbuhan Ultra High Net Worth Individual (UHNWI)di Asia sangat potensial di 26% pada tahun 2022-2027, dengan mempertimbangkan Koefisien Gini (distribusi pengeluaran per kapita penduduk suatu daerah), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, Angka Harapan Hidup, Konsumsi atau Belanja Pemerintah dan Risiko Politik.  Indonesia diprediksi meningkat sekitar 17%.

Penulis: Lusia Raras