Kawasan industri di Jabodetabek, pada awal tahun 2024 ini memiliki performa unggul dibandingkan dengan subsektor lainnya di sektor properti.

Kondisi di atas tercermin diantaranya dari peningkatan serapan lahan di awal tahun ini yang merupakan serapan awal tahun tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Serapan yang tinggi ini terjadi di tengah harga lahan yang meningkat.

Artinya, meski harga meningkat namun occupier tetap aktif menyerap lahan untuk kebutuhan pengembangan industrinya. Beberapa sektor yang menjadi penyerap lahan tertinggi diantaranya datang dari sekor otomotif, data center dan FMCG.

Otomotif, dengan pengembangan kendaraan listrik, memang saat ini menjadi engine generator dalam industri nasional. Investor asing, baik dari Jepang, Korea maupun China berlomba memperluas pangsa pasar dan mempersiapkan berbagai industri pendukungnya.

Di luar wilayah Jabodetabek, Subang menjadi salah wilayah industri yang saat ini memiliki serapan lahan yang tertinggi secara nasional. Bahkan lebih tinggi, dari wilayah Bekasi, yang umumnya merajai serapan lahan di submarket Jabodetabek.

Subang menjadi wilayah yang dilirik oleh investor asing untuk sektor otomotif. Sementara itu, untuk sektor data center masih didominasi oleh submarket Bekasi, bahkan disebutkan bahwa Bekasi saat ini menjadi pusat ‘data center’ di Indonesia.

Indonesia dengan komposisi populasi penduduk kelas menengah yang tinggi, memang menjadi pasar yang menarik bagi investor, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Bahkan, tidak hanya kawasan industri di area Jabodetabek, di area lainnya, seperti Subang, Sukabumi, dan Jawa Tengah. Saat ini juga tumbuh prospektif. Spesialisasi industri perlu melekat pada setiap area, seperti halnya aglomerasi high tech Industri di koridor Timur Jabodetabek.

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

https://kfmap.asia/research/industrial-market-overview-2h-2023/3107