Jakarta dan sekitarnya terus menjadi wilayah pengembangan infrastruktur transportasi berbasis jalan, bus, dan rel. Bulan ini, LRT Jabodebek mulai diuji coba. Hal ini menjadi angin segar bagi pengembangan wilayah Jakarta dan sekitarnya, termasuk untuk sektor hunian dan komersil.
Pengembangan infrastruktur, baik berupa jalan tol, LRT, dan MRT meningkatkan sentimen terhadap nilai tanah. Koridor Timur dan Selatan Jakarta menjadi area yang mendapat limpahan dampak positif dari pembangunan ini.
Beberapa contoh pengembangan infrastruktur di koridor Timur meliputi LRT yang akan beroperasi di area Cawang-Halim-Ciracas-Bekasi Timur, Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang akan beroperasi di kawasan Halim melewati stasiun Cikampek, dan ruas tol baru Cimanggis–Cibitung.
Sedang untuk koridor Selatan, pengembangan infrastruktur mencakup MRT sampai kawasan Blok M-Fatmawati-Lebak Bulus dan ruas jalan tol baru Serpong-Pamulang. Sudah terbukti area komersil di sekitar stasiun MRT memiliki nilai sewa lahan yang lebih tinggi.
Hal ini diperkuat oleh data Jakarta Property Highlight dari Knight Frank Indonesia yang menyatakan harga apartemen baru di sekitar Kawasan TOD pada semester 1 tahun 2023 lebih tinggi 7-8% dibanding rerata harga kondominium baru yang tidak berlokasi di TOD.
Infrastruktur transportasi menjadi salah satu faktor yang memberi pengaruh terhadap nilai properti, selain faktor sarana prasarana wilayah, citra kawasan, peruntukan ruang, inflasi, dan tingginya permintaan pasar terhadap suatu produk properti.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
https://kfmap.asia/research/jakarta-strata-condominium-market-overview-h2-2022/2477
https://kfmap.asia/research/rilis-pers-geliat-pasar-kondominium-menguat-di-semester-akhir-2022/2451
https://kfmap.asia/blog/lrt-jabodebek-mulai-lakukan-uji-coba-terbatas/2603
https://kfmap.asia/blog/potensi-pengembangan-properti-di-timur-jakarta/2576
Artikel Terkait:
Merujuk Pengembangan Transportasi Massal di Jakarta untuk Kota Besar Lain