Potensi resesi ekonomi global yang membayangi pertumbuhan ekonomi saat ini dikhawatirkan akan memberikan dampak terhadap naiknya inflasi dan suku bunga.
Dalam sektor properti, memang tidak dapat dipungkiri bahwa kenaikan inflasi dan tingkat suku bunga akan berpengaruh pada performa beberapa subsektor properti, termasuk sub sektor residential. Hal ini diantaranya karena dominasi konsumen residential menggunakan pembiayaan dari perbankan untuk melakukan transaksi.
Pada masa normal, atau sebelum pandemi, kondisi inflasi dan suku bunga yang rendah memang terbukti meningkatkan penjualan apartemen/kondominium, tepatnya pada periode 2015-2018. Saat itu, harga jual apartemen juga meningkat sejalan dengan permintaan yang meningkat.
Namun, kondisi yang agak berbeda terjadi di masa pandemi . Meski inflasi dan suku bunga rendah saat itu, namun tingkat penjualan melemah. Demikian juga harga jual yang relatif stagnan cenderung melemah karena pengembang berupaya menarik minat konsumen yang tengah mengalami penurunan daya beli di tengah pandemi. Selain itu, pembatasan mobilitas juga memberikan dampak pada terbatasnya pemasaran produk residential.
Meredanya pandemi yang ditandai dengan pencabutan PPKM diharapkan memberi optimisme pada pertumbuhan seluruh subsektor properti, termasuk residential/apartemen. Namun, bayangan resesi global menjadi momok tersendiri yang membawa kekhawatiran pada potensi peningkatan kembali inflasi dan tingkat suku bunga. Terlebih tahun ini menjadi tahun persiapan politik, sehingga diperkirakan pemulihan performa sektor apartemen akan berjalan perlahan dan bertahap, karena pasar membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tingkat pertumbuhan harga yang stabil, diharapkan ekspektasi ini dapat segera tercapai setelah tahun politik.
Di tengah naik turunnya dinamika performa sektor apartemen di Jakarta, optimisme tetap hadir dari komitmen stok baru yang akan bertambah sebanyak 29 ribu unit sampai tiga tahun kedepan. Bahkan 5 project yang sebelum ini terhitung mangkrak, telah menyatakan kembali aktif melanjutkan konstruksi pembangunannya. Selain itu, terdapat setidaknya 3 project baru optimis masuk pasar, atau mulai memasarkan produknya di akhir tahun lalu.
Pada dasarnya, apartemen sebagai bagian dari subsektor residential merupakan subsektor properti yang cukup mampu bertahan, mengingat produk hunian merupakan kebutuhan dasar dan angka backlog hunian di Indonesia masih cukup tinggi, namun preferensi masyarakat Indonesia saat ini memang masih pada landed house.
Apartemen umumnya dipilih karena lokasi, simple dan praktis. Namun, perubahan pola hidup (belajar, bekerja dan bersosialisasi) di era digital memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan performa sector apartemen.
Inovasi produk, lokasi yang aksesibel dan kemudahan pembayaran diharapkan mampu mendorong pemulihan pertumbuhan sektor apartemen lebih baik lagi tahun ini, meski potensi peningkatan inflasi dan tingkat suku bunga terus membayangi.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
https://kfmap.asia/research/jakarta-condominium-market-overview-h1-2022/2179
Artikel Terkait
Penjualan Kondominium Semester Satu 2022 dan Prospek Tata Ruang