Subsektor residential disebut sebagai salah satu dari sektor properti yang tumbuh bertahan, meski di tengah pandemi, hal ini terutama terjadi pada hunian tapak. Lalu bagaimana dengan hunian vertikal, atau penjualan sektor kondominium pada masa ini, khususnya di Jakarta?
Menurut riset yang dilakukan oleh Knight Frank Indonesia, pada semester pertama tahun 2022 ditemukan sedikit peningkatan penjualan kondominium baru berkisar 0,1% dibanding semester lalu.
Performa ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang direfleksikan diantaranya melalui peningkatan inflasi, kenaikan suku bunga acuan, kenaikan harga bangunan, berakhirnya insentif PPN DTP, kenaikan bahan bakar, dsb.
Sejak pandemi melanda atau sejak 2 tahun lalu, harga kondominium terutama di pasar sekunder memang terkoreksi cukup signifikan. Hal ini diantaranya terjadi karena di tengah pandemi, konsumen memiliki preferensi terhadap rumah tapak, dengan area hunian yang lebih luas, meski berjarak dari pusat kota.
Sejalan dengan kondisi di atas, hasil market research dari Knight Frank Indonesia pada semester satu tahun 2022 menemukan bahwa, pada sektor kondominium didapatkan bahwa, rerata harga penjualan unit eksisting (yg umumnya didominasi stok sekunder) terkoreksi di kisaran -5,7%.
Di tengah fenomena tersebut yang masih berlanjut hingga saat ini, Kami melihat di sisi lain, yaitu penjualan hunian di pasar primer justru menawarkan berbagai promo dengan harga yang relatif kompetitif (tidak naik), sehingga lebih menarik untuk konsumen mencari hunian dari pasar primer, terutama yang berbentuk rumah tapak.
Memang tidak mudah memelihara performa subsektor kondominium saat ini. Di tengah stok yang tersedia, atau total stok eksisting yang belum terjual saat ini berkisar 9400 unit, masih ditambah dengan tambahan pasokan stok dalam 3 tahun kedepan yang akan hadir sekitar 36 ribu unit. Sehingga, total unit yang akan menjadi stok tersedia berkisar 45 ribu unit.
Selain stok yang progresif bertambah dan preferensi konsumen, tantangan juga hadir dari melemahnya permintaan konsumen terhadap unit kondominium.
Di tengah tantangan tersebut, market research dari Knight Frank Indonesia mendapatkan bahwa, pada semester pertama tahun 2022, penjualan pada apartemen baru yang berlokasi di sekitar kawasan TOD Jakarta, penjualannya tercatat berada di atas rerata penjualan kondominium di Jakarta, yaitu berkisar 3-5% di atas penjualan secara umum.
Melihat kondisi di atas, dapat dipastikan bahwa properti atau hunian berorientasi TOD akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat kedepannya, terlebih saat ini didukung oleh regulasi tata ruang terbaru di DKI Jakarta, atau RDTR yang memberikan keluasan lebih tinggi pada pada pemanfaatan ruang di sekitar area TOD.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber: