Kondisi Sektor Properti dan Kultur di Wilayah Urban | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Kondisi Sektor Properti dan Kultur di Wilayah Urban
Friday, 13 December 2024

Pada masa dengan perubahan yang dinamis dan cepat ini, tentu mempengaruhi berbagai hal dalam kehidupan manusia, terutama gaya hidup.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2024 jumlah penduduk Kelas Menengah dan Menuju Kelas Menengah di Indonesia mencapai 66,35% dari total penduduk Indonesia. Namun, kelas ini diduga sedang mengalami pelemahan daya beli saat ini.

Daerah Khusus Jakarta, terkait provinsi dengan biaya standar hidup layak tertinggi, yaitu mencapai Rp19.953.000 per tahun atau setara Rp1.662.000 per bulan.

Sejalan dengan kondisi tersebut, dilansir dari laporan analisis yang dilakukan oleh salah satu situs penjualan properti, diketahui bahwa terjadi peningkatan harga jual dan sewa rumah di beberapa wilayah Kota Jakarta pada tahun 2024, seperti rumah tipe 54 di Jakarta Selatan mengalami peningkatan harga jual sebesar 9% dan disusul peningkatan sebesar 8% di Jakarta Pusat.

Maka, salah satu pilihan kelas menengah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah menerapkan hustle culture. Gaya hidup hustle culture ini disebabkan oleh keadaan yang memaksa penduduk untuk bekerja keras guna menghasilkan pendapatan yang cukup dalam memenuhi kebutuhan hidup. Namun, kultur ini memiliki dampak buruk, terutama bagi kesehatan mental karena meningkatkan risiko burnout serta meningkatkan tingkat stres dan kecemasan.

Melihat kondisi ini, terdapat sejumlah penduduk yang lebih memilih untuk memiliki jalan hidup slow living dibandingkan hustle karena mereka mengaku lebih mementingkan kesehatan mental di tengah keadaan ekonomi yang kian sulit. Slow living sendiri merupakan konsep gaya hidup yang digambarkan dengan kesederhanaan, santai, tetapi berkualitas karena didasari kesadaran dan prioritas esensial.

Salah satu bentuk implementasi dari gaya hidup slow living adalah memilih lokasi kota tempat tinggal yang dinilai lebih ideal untuk memenuhi kualitas hidup. Liputan Jurnalisme Data Harian Kompas meneliti terkait kota yang paling cocok untuk hidup dengan gaya slow living dan menemukan tiga posisi teratas, yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Magelang.

Misalnya saja, pengeluaran per kapita di Kabupaten Magelang diperkiran mencapai Rp1.058.975 per bulan dengan pengeluaran untuk sektor perumahan mencapai sekitar 26,33% dari total pengeluaran bulanan (BPS, 2024). Harga rumah di Kabupaten Magelang sekitar Rp150.000.000 hingga Rp166.000.000 untuk tipe rumah 30/72 atau 33/66. Harga rumah ini dinilai relatif rendah dibandingkan kota-kota besar di Provinsi Jawa Tengah.

Kabupaten Magelang memiliki suasana yang mendukung kehidupan lebih tenang, dengan biaya hidup yang relatif rendah, Kabupaten ini tidak hanya menawarkan kenyamanan fisik, tetapi juga ketenangan mental bagi penduduk yang mencari keseimbangan hidup dengan gaya slow living.

Penulis: Ratih Putri Salsabila

Sumber:

https://kfmap.asia/blog/apa-itu-gaya-hidup-one-stop-living/1814

https://kfmap.asia/blog/pengaruh-kelas-menengah-and-bisnis-fnb-pada-performa-ritel-jakarta/3500

https://kfmap.asia/blog/pergerakkan-populasi-kelas-menengah-di-indonesia/3493

https://kfmap.asia/blog/melonjaknya-harga-rumah-di-tahun-2024/3379

https://megapolitan.kompas.com/

https://www.kompas.id/

https://www.goodnewsfromindonesia.id/

https://magelangkab.bps.go.id/

Share:
Back to Blogs