Kebutuhan <i>Data Center</i> untuk Tumbuh Green | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Kebutuhan Data Center untuk Tumbuh Green
Friday, 13 January 2023

Dalam operasionalnya data center menggunakan sekitar 2% listrik secara global, dengan 40% konsumsi energi digunakan untuk melakukan pendinginan pada server. Data center juga menyumbang 0,3% emisi karbon saat ini. Diprediksi, pada tahun 2040, sektor ini akan menyumbang 14% emisi global karena ledakan ekonomi digital. Untuk itu, dibutuhkan skenario optimis agar sektor ini bisa terus tumbuh dan lingkungan hidup tetap terjaga sumber dayanya. Skenario tersebut perlu diterapkan berbasis green economic development.

Menurut Storage Networking Industry Association, konsumsi energi listrik adalah pengeluaran terbesar dari data center. Untuk itu, maka strategi penghematan listrik atau efisiensi menjadi urgent diterapkan dalam operasional data center. Mengingat tingginya kebutuhan supply daya listrik untuk operasional data center, dan pertimbangan sumber energi tidak terbarukan yang terus menipis, maka Green Data Center menjadi jawaban di tengah potensi pertumbuhan data center. Konsep ini telah banyak diterapkan di berbagai kota di dunia, bahkan di Asia seperti Singapura, Seoul dan Hongkong. Singapura dalam data center roadmap menyebutkan bahwa, green data center diasumsikan mampu mengurangi 20% penggunaan energi, dengan emisi karbon 90% lebih rendah dari konsep yang berlaku saat ini (business as usual).

Pada prakteknya, green data center mengurangi biaya operasional dengan penghematan energi listrik, mengurangi emisi karbon dan berbagai residu limbah lainnya. Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi komponen utama dalam operasionalisasi green data center, yaitu sebagai berikut :

1. Pembagian Lorong dingin dan panas

2. Free air cooling (memanfaatkan di area iklim dingin)

3. Low-power servers

4. Portable data center

5. Pendinginan evaporatif

6. Heat recovery and reuse

7. Ultrasonic humidification

Green atau konsep hijau adalah alternatif bijak di tengah pembangunan saat ini. Sejatinya, green data center tidak hanya diterapkan untuk memperpanjang usia lingkungan hidup, tapi manfaat praktisnya didapatkan dari efisiensi operasional melalui penghematan penggunaan listrik. Namun, memang realisasi green data center membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Monitoring, inovasi teknologi dan dukungan regulasi menjadi paket yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan green data center sehingga tercapai akselerasi transformasi digital, dan menangkap momentum geliatnya sektor ini. Pemerintah, dalam Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tentang Pedoman Teknis Pusat Data juga menyebutkan bahwa, Operasional Pusat Data perlu memperhatikan manajemen keberlangsungan dan efisiensi kegiatan.

Dan pada akhirnya, kolaborasi semua pihak menjadi ujung tombak pertumbuhan sektor Data Center yang berkualitas dan berkelanjutan. Untuk diskusi lebih lanjut terkait green data center, Anda dapat menghubungi layanan Knight Frank Indonesia, pada divisi Property & Engineering Services, melalui link berikut ini https://kfmap.asia/services/property-and-engineering-services

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

KFMap.asia

www.cnnindonesia.com

www.alphabeta.com

www.ui.ac.id

 

Artikel Terkait:

Yuk Kenali Lebih Dekat si Green Data Center

Potensi Circular Economy di Sektor Industri

Era Transformasi Digital Menjadi Berkah untuk Pertumbuhan Data Center

Share:
Back to Blogs