Di awal pandemi kita mulai mendengar, MNC raksasa digital yang berbasis di Amerika melakukan kesepakatan untuk membeli lahan di kawasan industri sebagai bentuk rencana ekspansi bisnis di bidang data center.
Ternyata sepak terjang data center terus menggeliat, terbukti setidaknya pada sepanjang tahun 2021, menurut Jakarta Property Highlight yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia, serapan lahan industri dari sektor data center tercatat berkisar 11% di Greater Jakarta. Dan performa ini terus berlanjut pada semester awal tahun 2022, dengan serapan data center yang meningkat di kisaran 31% dari total serapan lahan industri yang terjadi di greater Jakarta.
Publikasi Knight Frank Asia Pacific berjudul ‘2023 : Pivoting Towards Opportunities’ menyebutkan bahwa, salah satu sektor yang dinilai prospektif untuk tumbuh di tahun 2023 adalah data center.
Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa data center merupakan salah satu sektor dari 10 sektor potensial yang diminati oleh Investor di Asia Pasifik. Bukan tanpa alasan, hal ini diantaranya karena transaksi sektor data center meningkat tajam di Asia Pasifik pada tahun 2022.
Publikasi spesifik terkait data center yang dirilis oleh Knight Frank Global, menyebutkan bahwa beberapa kota di Asia Pasifik dinilai sebagai kota yang memiliki potensi pertumbuhan untuk data center di tahun 2023, diantaranya yaitu, Melbourne, Jakarta dan Osaka. Hal ini karena ketiga kota ini memiliki kapasitas pasokan data center yang progresif di Asia Pasifik.
Potensi ini hadir didorong oleh permintaan layanan cloud yang saat ini mulai pindah ke Asia Tenggara, Australia dan Jepang. Sejalan dengan kondisi tersebut, investor global mulai tertarik mendanai pengembangan data center di Asia saat ini.
Sebagai gambaran, bahwa saat ini konsumsi data center Indonesia berkisar 1 watt per kapita, sementara Jepang dengan 10 watt per kapita, sehingga ruang pertumbuhan data center di Indonesia masih luas.
Refleksi pertumbuhan penggunaan data center juga dapat diasosiasikan dengan penggunaan internet. Menurut Laporan Profil Internet Indonesia 2022 menyebutkan bahwa, penduduk Indonesia yang terkoneksi internet pada kurun waktu 2021-2022 mencapai 210 juta orang, atau berada pada peringkat ketiga di dunia. Sebelum pandemi pengguna internet hanya mencapai 175 juta orang, atau pengguna internet bertambah 35 juta orang dalam dua tahun, dan diprediksi akan terus bertambah sejalan dengan akselerasi transformasi digital saat ini.
Selain itu, prospek juga datang dari prediksi pertumbuhan digitalisasi ekonomi yang akan mencapai 8 kali lipat pada tahun 2025. Potensi ini diharapkan mampu mendorong peningkatan konsumsi data center per kapita di Indonesia.
Memang, semenjak pandemi, digitalisasi menjadi bentuk technological disruption yang tidak bisa dihindari, sebut saja kegiatan belajar, bekerja, belanja bahkan sosialisasi seperti arisan dilakukan dengan digital platform secara virtual.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
KFMap.asia
www.fortuneidn.com
www.knightfrank.com
app.dcbyte.com
Artikel Terkait:
Sektor Industri Layak Berlanjut Jadi Best Performer