Setelah mengalami beberapa kali gelombang pandemi, Negeri Tiongkok akhirnya memutuskan untuk menghentikan kebijakan zero-Covid-nya. Hal ini menjadi kabar baik bagi seluruh dunia, mengingat pengaruh ekonomi Tiongkok yang cukup besar terutama di kawasan Asia Pasifik.
Meskipun begitu, Tiongkok masih membutuhkan waktu untuk mampu kembali kepada tren ekonomi sebelum pandemi. Dampak dari pembukaan kembali Tiongkok pada tahap ini sebagian besar masih akan berasal dari pemulihan mobilitas masyarakat. Roda ekonomi Tiongkok akan berputar kembali dengan peningkatan aktivitas penduduknya, baik secara regional maupun internasional, sehingga menghasilkan turunan permintaan bisnis, diantaranya untuk kebutuhan ruang komersial.
Berdasarkan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), reopening atau pembukaan perekonomian Tiongkok akan mendorong pertumbuhan ekonomi global. IMF menaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 2,7 persen menjadi 2,9 persen pada tahun 2023. Namun pertumbuhan tersebut masih dapat dipengaruhi oleh kondisi pandemi di Tiongkok dan konflik antara Ukraina dan Rusia.
Indonesia memanfaatkan momentum ini dengan membuka gerbang selebar-lebarnya bagi para turis Tiongkok. Kedatangan 210 wisatawan mancanegara Tiongkok pada 22 Januari 2023 menjadi tanda-tanda kebangkitan sektor pariwisata di Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, Tiongkok merupakan salah satu negara pasar terbesar untuk pariwisata di Indonesia.
Kemenparekraf memproyeksikan terdapat 255.300 kunjungan wisatawan dari negara tersebut pada tahun 2023. Dan akan mempromosikan destinasi-destinasi favorit seperti Bali, Manado, dan destinasi super prioritas lainnya untuk menggaet pasar Tiongkok.
Menurut pengamatan Christine Li, Head of Research Knight Frank Asia Pacific, turis yang datang dari mainland Tiongkok ke Hong Kong beberapa hari setelah pembukaan melakukan moda "revenge spending”. Pasar ritel Hong Kong diprediksi akan berkembang akibat datangnya turis tersebut, setelah 3 tahun mengalami penurunan. Hotel juga akan mendapatkan keuntungan, terutama bagi negara-negara di Asia Tenggara yang tidak memberlakukan pembatasan pada turis Tiongkok dan salah satunya adalah Indonesia.
Pasar ritel Indonesia sepertinya menjadi salah satu sektor yang mendapat implikasi positif dari revenge spending melalui kedatangan turis Tiongkok. Indonesia siap menyambut dengan mempersiapkan kawasan wisatanya, salah satunya adalah di Manado, Sulawesi Utara.
Penulis: Tristan Dimastyo Ramadhan
Sumber:
Artikel Terkait:
Indikator Ekonomi untuk Prediksi Pasar Properti di Tahun 2023
Apakah Investasi Sektor Properti Masih Bisa Dilakukan Saat Ini