Baru-baru ini, beberapa perusahaan teknologi ternama seperti Microsoft, Google, Meta dan Amazon melakukan pemutusan kontrak terbesarnya di tahun 2023, yaitu sekitar 150.000 pekerja. Salah satu dampaknya adalah, pasar gedung perkantoran pun kembali memasuki masa uncertain secara global, karena peningkatan pasokan akibat pemutusan kontrak tersebut.
Sebagai contoh, kota-kota tech hub seperti San Francisco dan New York melihat korelasi antara ekspansi perusahaan teknologi tersebut dengan ekspansi ruang perkantoran. Saat ini, kedua kota tersebut mengalami peningkatan vacancy hampir dua kali lipat dari sebelum pandemi. Pemutusan kontrak ini pun dilakukan karena adanya hiring spree pada masa pandemi. Namun, hiring spree ini belum dapat memprediksi adanya ketidakpastian ekonomi secara global yang mulai muncul pada pertengahan tahun 2022. Sehingga beberapa perusahaan secara terpaksa harus melakukan pemutusan kontrak, untuk mampu meminimalisir biaya operasional, dan agar perusahaan juga mampu berinvestasi kepada beberapa inovasi teknologi seperti AI.
Namun, selain alasan di atas, Knight Frank Global menyebutkan bahwa pemutusan kontrak tersebut terjadi karena pekerja lebih memilih untuk bekerja secara remote daripada datang ke kantor. Alasan inilah yang salah satunya dilakukan oleh Twitter, setelah diakuisisi oleh Elon Musk. Melihat trend tersebut, muncul beberapa inovasi baru seperti virtual office. Virtual office adalah kantor yang tidak memiliki ruangan fisik melainkan penyediaan ruang virtual. Namun para penyewa memiliki hak atas legalitas alamat dari penyedia jasa. Penyedia jasa virtual office sendiri akan menyediakan beberapa fasilitas perangkat lunak yang memungkinkan pemakai jasa untuk bekerja dari manapun, namun tetap memberikan kesan formal kepada klien.
Di tengah pasar sewa perkantoran saat ini, Ketua Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (PERJAKBI), Anthony Leong, mengatakan virtual office dan serviced office menjadi solusi bagi pelaku usaha untuk memiliki kantor dengan ukuran lebih kecil dan efisien. Saat ini pun, target pasar terhadap kedua jenis ruang perkantoran ini adalah UMKM, pengusaha, hingga startup.
Saat ini, beberapa penyedia jasa virtual office di Jakarta Pusat membandrol harga sewa sekitar 2 juta - 3 juta per tahun. Beberapa fasilitas yang dapat dimanfaatkan adalah fasilitas resepsionis, alamat kantor yang berlokasi di area yang prestigious, fasilitas ruang meeting kantor, entertainment room, hingga kebutuhan administrasi.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
www.forbes.com
www.knightfrank.com
www.bisnis.com
Artikel Terkait:
Geliat Sektor Teknologi dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Properti