Fenomena Rumah Kosong di Jepang Dijual Mulai Rp. 15 Ribu | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Fenomena Rumah Kosong di Jepang Dijual Mulai Rp. 15 Ribu
Friday, 6 December 2024

Pada tahun 2024, Jepang menghadapi fenomena akiya, yaitu jutaan rumah kosong yang ditinggalkan pemiliknya. Fenomena ini dipicu oleh penurunan jumlah populasi, urbanisasi, dan penuaan penduduk. Jumlah populasi di Jepang tercatat sekitar 37,1 juta jiwa, mengalami penurunan sebesar 0,21% dibandingkan tahun sebelumnya, dan diperkirakan akan terus menurun hingga 2035.

Selain itu, tingkat urbanisasi yang mencapai 92,04% menunjukkan dominasi kawasan perkotaan dalam komposisi populasi di Jepang. Angka ini mencerminkan tren migrasi yang semakin berkembang, dengan banyak penduduk yang pindah ke kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Nagoya.

Sementara itu, populasi di daerah pedesaan terus berkurang, yang berujung pada meningkatnya jumlah rumah kosong (akiya) di wilayah tersebut. Fenomena ini menciptakan ketimpangan yang signifikan antara kehidupan di perkotaan dan pedesaan, dengan banyaknya rumah yang tidak lagi digunakan dan sulit dijual.

Menurut beberapa sumber media di Jepang, sekitar 10 juta rumah kosong tersebar di seluruh Jepang, terutama di daerah pedesaan seperti Akita, Shimane, Yamagata, dan Niigata, yang mengalami penurunan jumlah penduduk cukup besar. Beberapa rumah dijual dengan harga yang sangat murah, bahkan seharga Rp 15.000 atau ¥1. Penawaran ini bertujuan untuk menarik minat pembeli, termasuk dari luar negeri.

Namun, sebagian besar rumah ini terletak di wilayah yang kurang berkembang dan memiliki akses terbatas ke fasilitas umum. Selain itu, banyak akiya yang membutuhkan renovasi besar-besaran karena kondisinya yang sudah tua atau rusak. Biaya renovasi dapat mencapai ¥110.000, agar rumah sesuai dengan standar bangunan tahan gempa dan layak huni.

Meskipun rumah-rumah ini menawarkan peluang menarik bagi investor, pembelian rumah murah di Jepang tidak hanya menghadapi tantangan biaya renovasi yang besar, tetapi juga membutuhkan perhatian ekstra terkait proses hukum pembelian properti asing dan pemahaman terhadap regulasi yang berlaku.

Dengan demikian, fenomena akiya di Jepang menawarkan kesempatan menarik bagi calon pembeli, terutama bagi mereka yang ingin berinvestasi atau mencari properti.

 

Penulis : Alivia Putri Winata

Sumber :

https://worldpopulationreview.com/

https://www.viva.co.id/

https://jambiindependent.disway.id/

https://www.theglobaleconomy.com/

Share:
Back to Blogs