Tekanan inflasi membuat semakin pentingnya pemilihan fasilitas logistik pada masa kini. Pemilihan logistik setidaknya dipengaruhi oleh faktor lokasi.
Operator logistik yang memiliki lokasi yang baik dan menggunakan energi dengan efisien mampu memitigasi biaya berlebih dan akan mampu mengoptimalkan efisiensi. Sedangkan operator logistik yang berada di lokasi sekunder dan tidak menggunakan energi secara efisien akan kesulitan dalam mengatur biaya dan berkompetisi dengan operator logistik lain.
Tekanan inflasi dan dampak turunannya dapat meningkatkan kesenjangan antara operator utama dan operator sekunder.
Operator utama yang berada di lokasi yang baik dan efisiensi energi yang tinggi mampu menjadi pelindung perusahaan dalam menghadapi inflasi. Berdasarkan riset yang dilakukan Knight Frank, negara-negara di Asia-Pasifik mengalami peningkatan harga sewa ruang logistik (YoY). Dari 17 kota yang diamati, peningkatan tertinggi dialami oleh Kota Melbourne, Australia (13,9%) dan peningkatan per-setengah tahun diungguli oleh Singapore (10,9%).
Peningkatan harga sewa tersebut lebih dari inflasi yang terjadi di negara asal. Contohnya adalah Kota Melbourne dengan peningkatan 13,9% harga sewa, negara Australia mengalami inflasi sebesar 6,0% tahun 2022. Selain itu, Singapura dengan peningkatan 10,9% harga sewa, negara Singapura mengalami inflasi sebesar 4,9% tahun 2022.
Namun yang terjadi di Jakarta sedikit berbeda dengan Melbourne dan Singapura. Peningkatan harga sewa Jakarta tidak melebihi inflasi yang terjadi di Indonesia. Peningkatan harga sewa yang dialami Jakarta adalah 2,8% dan inflasi yang dialami Indonesia adalah 3,6% pada tahun 2022. Hal ini juga terjadi di Bangkok, Thailand dan Ho Chi Minh, Vietnam. Meskipun begitu tren harga sewa di kota-kota tersebut terus meningkat akibat demand yang melebihi supply.
Penulis: Tristan Dimastyo Ramadhan
Sumber:
Knight Frank Asia-Pacific Logistics Highlights H1 2022
Knight Frank – 60 Second Property Digest – Inflation impact on UK logistics market
Artikel Terkait
