Memasuki paruh kedua tahun 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami penurunan hingga 3,4% dan hampir mengalami trading halt jika IHSG terkoreksi sampai lebih dari 5%.
Trading halt merupakan penghentian sementara perdagangan saham karena nilai IHSG turun hingga batas tertentu. Kebijakan ini dilakukan untuk menangani kondisi darurat dan menjaga kestabilan perdagangan efek yang wajar.
Terkoreksinya nilai IHSG disebabkan oleh beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi sentimen pasar dan kondisi ekonomi secara menyeluruh. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 melambat menjadi 5,05% dari 5,11% pada kuartal sebelumnya. Hal ini menunjukan kondisi ekonomi yang kurang stabil dan berdampak negatif pada kepercayaan investor.
Selain itu ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik dan fluktuasi harga komoditas ikut mempengaruhi IHSG. Meskipun inflasi di Indonesia tetap terkendali, yaitu sebesar 2,13% (yoy). Namun, kekhawatiran terhadap kebijakan moneter yang lebih ketat dapat mempengaruhi likuiditas dan investasi di pasar saham.
Bursa Efek Indonesia mencatatkan penurunan seluruh indeks sektoral cukup signifikan salah satunya adalah sektor properti yang mengalami penurunan sebesar 3,05%. Hal ini dapat berdampak pada valuasi perusahan – perusahaan properti dan mengurangi daya tarik investor.
Selain itu, terjadinya peristiwa tersebut dapat menyebabkan pengembang properti harus menyesuaikan strategi yang dimiliki, mengurangi ekspansi, hingga menunda pengembangan proyek baru yang menimbulkan pengurangan jumlah supply properti baru di pasar serta mempengaruhi harga dan ketersediaan hunian.
Turunnya IHSG juga dapat mengurangi aktivitas transaksi properti. Jika transaksi properti berkurang, maka dapat mempengaruhi seluruh rantai pasokan di sektor properti seperti agen properti, perusahaan konstruksi dan penyedia bahan bangunan.
Dengan demikian, untuk mengatasi dampak penurunan IHSG yang berkelanjutan pada sektor properti. Para pengembang properti dapat lebih fokus pada proyek – proyek yang lebih kecil dan meminimalisir risiko dengan melakukan diversifikasi portofolio investasi ke sektor – sektor yang lebih stabil. Pemerintah dan regulator dapat melakukan stimulasi untuk mendukung sektor properti dan menjaga kestabilan ekonomi di Indonesia.
Jika Anda berencana melakukan investasi properti, Anda dapat melakukan konsultasi lebih lanjut melalui link berikut : https://kfmap.asia/contact-us/service/6/strategic-consultancy
Nama Penulis : Alivia Putri Winata
Sumber :
https://pusatdata.kontan.co.id/
https://investasi.kontan.co.id
https://www.bps.go.id/id/
https://www.cnnindonesia.com/