COP 27: Peran Real Estate dalam Perubahan Iklim | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
COP 27: Peran Real Estate dalam Perubahan Iklim
Thursday, 24 November 2022

27th Conference of Parties atau COP 27 adalah konferensi lanjutan dari COP 26 yang diadakan di Glasgow, Skotlandia, tahun lalu. Tahun ini, COP 27 diselenggarakan di Mesir pada tanggal 6 hingga 18 November 2022. Pertemuan ini mempertemukan pemimpin-pemimpin dunia yang akan bernegosiasi perihal usaha negara masing-masing dalam memitigasi, mendanai usaha, dan beradaptasi dengan perubahan iklim.

Seluruh usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan bersama untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 1,5℃ seperti yang dinyatakan oleh Perjanjian Iklim Paris tahun 2015. Tidak hanya pemerintah, pihak nongovernmental organizations (NGOs), intergovernmental organizations (IGOs), dan swasta turut hadir dan menyatakan komitmennya serta memberikan solusi untuk mengurangi emisi karbon.

Pembahasan mengenai real estate dalam COP 27 dibalut dengan topik ESG. Terdapat banyak acara yang akan membahas mengenai ESG dan bagaimana kriteria investasi yang mampu mendukung mengurangi emisi gas rumah kaca. Topik lain yang juga dibahas adalah bagaimana perusahaan swasta mampu berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon tanpa adanya dukungan hukum yang baik dari pemerintah, keadaan pasar dengan komitmen net-zero saat ini, peningkatan data dan pemanfaatannya dalam ESG, dan pelajaran yang dipetik dari praktik terbaik saat ini. Satu hal yang menjadi penting adalah penyelarasan internasional mengenai pelaporan dan evaluasi metrik ESG di pasar saham untuk memudahkan komunitas investor dalam menilai properti.

Dekarbonisasi juga terus dikampanyekan dalam usaha mitigasi perubahan iklim. Pemerintah Inggris memperkirakan biaya dekarbonisasi gedung-gedung milik pemerintah sebesar 25 juta hingga 30 juta poundsterling atau setara 466 miliar hingga 560 miliar rupiah. Sedangkan The European Commission memperkirakan 70% dari bangunan eksisting perlu dilakukan peremajaan untuk mencapai tujuan reduksi karbon. Terakhir, negara India berkomitmen untuk memprioritaskan transisi bertahap ke bahan bakar yang lebih bersih dan memangkas konsumsi rumah tangga untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2070.

Indonesia juga turut berkomitmen dalam usaha menekan peningkatan suhu global. Indonesia memiliki target untuk mencapai net-zero pada tahun 2060 atau lebih cepat. Indonesia baru saja menaikan target penurunan emisi yang didokumentasikan oleh Nationally Determined Contribution (NDC). Indonesia menaikkan target pengurangan emisi menjadi 31,89% di 2030 mendatang dengan target dukungan internasional sebesar 43,20%. Selama 2022, proyek dekarbonisasi juga terus berjalan. Dekarbonisasi yang dilakukan oleh perusahaan Jepang di Indonesia mencapai 165 proyek dengan klaim mampu mengurangi 30 juta ton emisi karbon per tahun dan diperkirakan akan mencapai 250 juta ton pada tahun 2060.

 

Penulis: Tristan Dimastyo Ramadhan

Sumber:

www.knightfrank.com

www.usgbc.org

www.ekon.go.id

www.dunia-energi.com

 

Artikel Terkait:

Sustainability Jadi Prioritas, Kota Mana yang Berhasil Menerapkannya?

Pentingnya Penerapan ESG di Sektor Properti dari Perspektif Occupier

Biophilic, Trend Desain yang Ramah Lingkungan

Share:
Back to Blogs