Fenomena perusahaan yang beroperasi di Indonesia tetapi memiliki kantor pusat di Singapura telah lama menjadi perbincangan. Hal ini memicu pertanyaan, mengapa para pengusaha lebih memilih Singapura sebagai 'rumah' bagi bisnis mereka, alih-alih di Indonesia sendiri?.
Salah satu alasan utama terletak pada kemudahan berbisnis. Penelitian Bank Dunia menunjukkan bahwa Singapura merupakan negara termudah di Asia Tenggara untuk menjalankan bisnis. Hal ini didukung oleh infrastruktur yang mumpuni, regulasi yang jelas dan kondusif, serta sistem perpajakan yang menarik bagi investor.
Kualitas hidup menjadi alasan selanjutnya. Dilansir dari Knight Frank, penelitian APAC Active Capital Sustainably Led Cities, disebutkan bahwa Singapura menduduki peringkat pertama sebagai kota yang dikelola secara berkelanjutan untuk real estat di Asia Pasifik. Kualitas hidup yang tinggi, seperti emisi karbon yang rendah, ruang terbuka hijau yang luas, dan tingkat urbanisasi yang terkendali, menjadi daya tarik bagi para pengusaha.
Lebih lanjut, Singapura memiliki tenaga kerja yang terampil dan berpendidikan tinggi. Hal ini penting bagi perusahaan yang membutuhkan talenta terbaik untuk menjalankan bisnis mereka.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah akses ke pasar global. Singapura memiliki jaringan konektivitas internasional yang kuat, dengan akses mudah ke berbagai negara di Asia dan dunia. Hal ini memudahkan perusahaan untuk menjangkau pasar global dan memperluas jangkauan bisnis mereka.
Investasi dari perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di Singapura dapat memberikan kontribusi positif bagi wilayah sekitarnya, termasuk Indonesia, efek tetesan positif, seperti peluang kemitraan, penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi menjadi kesempatan yang terbuka.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa tidak semua perusahaan Indonesia memilih untuk mendirikan kantor pusat di Singapura. Ada beberapa perusahaan yang tetap memilih untuk berpusat di Indonesia, diantaranya karena ingin dekat dengan pasar domestik atau ingin berkontribusi lebih banyak pada pembangunan ekonomi nasional.
Penulis: Sekar Syauqyya Putri Faoly
Sumber:
https://www.worldbank.org
https://www.aseanbriefing.com
https://www.airswift.com