Apakah Fluktuasi Nilai Rupiah Bisa Mempengaruhi Sektor Properti? | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Apakah Fluktuasi Nilai Rupiah Bisa Mempengaruhi Sektor Properti?
Friday, 28 June 2024

Pada bulan Juni 2024, diketahui bahwa nilai tukar rupiah melemah 5,92 persen dari level akhir pada bulan Desember 2023.

Penurunan nilai rupiah disebabkan oleh beberapa faktor, baik eksternal maupun internal. Di ranah global, ketidakpastian pasar yang tinggi menjadi penyebab utama. Hal ini terutama terkait dengan ketidakjelasan mengenai kapan dan seberapa besar Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuannya (FFR). Situasi ini diperparah oleh menguatnya dolar Amerika Serikat terhadap mata uang lainnya secara umum, serta berlanjutnya ketegangan politik internasional di berbagai wilayah.

Sementara itu, di dalam negeri, rupiah juga menghadapi tekanan akibat meningkatnya permintaan valuta asing dari sektor korporasi. Kebutuhan ini termasuk untuk keperluan pengiriman keuntungan perusahaan ke luar negeri. Selain itu, terdapat kekhawatiran di kalangan pelaku pasar mengenai keberlanjutan kondisi keuangan negara dalam jangka panjang, yang turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.

Pelemahan rupiah pun juga akan berpengaruh terhadap sektor properti, melalui dampak langsung sebagai berikut,

  1. Kenaikan biaya konstruksi: Pelemahan rupiah menyebabkan harga bahan baku impor meningkat, sehingga biaya pembangunan properti bertambah.
  2. Penurunan daya beli: Masyarakat cenderung menunda pembelian properti karena berkurangnya kemampuan finansial akibat inflasi.
  3. Peningkatan suku bunga: Bank Indonesia mungkin menaikkan suku bunga untuk menstabilkan rupiah, yang berdampak pada suku bunga KPR.
  4. Keuntungan bagi investor asing: Properti Indonesia menjadi lebih terjangkau bagi investor luar negeri, berpotensi meningkatkan permintaan.
  5. Tekanan pada pengembang: Marjin keuntungan pengembang properti dapat tergerus akibat kenaikan biaya dan penurunan permintaan.
  6. Penyesuaian strategi: Pelaku industri properti perlu mengadaptasi strategi bisnis untuk menghadapi tantangan ekonomi.

Sejalan dengan kondisi diatas, Property Outlook 2024 yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia, menyebutkan bahwa salah satu tantangan dalam pertumbuhan properti Indonesia  adalah ketidakpastian ekonomi dan inflasi. Tantangan ini akan memberikan akumulasi dampak dengan depresiasi rupiah yang berkelanjutan.

Penulis: Lusia Raras

Sumber:

https://kfmap.asia/research/rilis-pers-property-outlook-2024/2946

https://mediaindonesia.com/

Share:
Back to Blogs