Tentu kita semua sudah mengetahui terkait akupuntur yang merupakan Teknik pengobatan tradisional yang menggunakan jarum dan menusuknya pada bagian-bagian tubuh tertentu yang memberi efek kepada seluruh tubuh.
Sama dengan penjelasan terkait akupuntur, akupuntur urban merupakan metode pendekatan untuk menjawab permasalahan sosial, lingkungan, dan perkotaan dengan metode penataan atau perencanaan yang dilakukan dalam skala kecil namun mampu menghasilkan dampak dan kualitas yang baik bagi kota secara luas.
Penerapan akupuntur urban akan menghasilkan reaksi berantai (chain react), dimana dalam penerapan akupuntur urban dalam penataan salah satu tempat atau spot perkotaan akan memberikan pengaruh pada tempat atau spot lain dan akhirnya akan berdampak luas bagi kota tersebut. Walaupun penataan atau perencanaan pada akupuntur urban tidak dilakukan secara luas, namun akupuntur urban tetap memperhatikan regulasi atau peraturan yang ada.
Konsep akupuntur urban ini muncul dari kebutuhan untuk menyesuaikan kota tradisional dengan model baru kota industri. Kota industri dicirikan oleh pemisahan ruang sesuai dengan kegunaan berbeda yang akan diberikan warga: perumahan, industri, rekreasi, dll.
Tujuan akupuntur perkotaan adalah untuk memberikan perbaikan pada ruang-ruang yang telah usang dan terbengkalai dalam struktur perkotaan kota. Seperti meregenerasi ruang yang ditinggalkan, mengkonsolidasikan infrastruktur sosial kota, membuat perencanaan dapat dipercepat, implementasi dari akupuntur urban lebih cepat dengan biaya yang rendah.
Contoh penerapan dari akupuntur urban ini telah dilakukan oleh beberapa negara di dunia. Salah satunya yaitu yang telah dilakukan di Kota Shanghai, mereka melakukan revitalisasi area parkir yang ada dan merubahnya menjadi area terbuka hijau, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi penggunaan dan masalah dari kendaran bermotor yang ada.
Di Indonesia, penerapan dari akupuntur urban ini telah dilakukan di Alun-Alun Lor Surakarta dengan penanaman rumput guna meningkatkan ruang publik bagi masyarakat. Akupuntur urban ini memiliki potensi yang baik untuk diterapkan, terutama di wilayah-wilayah pusat kota.
Penulis: Rafiq Naufal Kastara
Sumber:
hbr.org
parcitypatory.org
research.eng.ui.ac.id
Artikel Terkait
Sustainability Jadi Prioritas, Kota Mana yang Berhasil Menerapkannya?
Jakarta dan Ceritanya Dalam Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya