Warna Warni Performa Ritel Jakarta di Awal Tahun 2024 | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Warna Warni Performa Ritel Jakarta di Awal Tahun 2024
Friday, 13 September 2024

Di paruh pertama tahun 2024, performa ritel diwarna dengan terjadinya deflasi pada bulan Mei dan Juni. Kondisi ini memang terbilang berresiko, dan menimbulkan kewaspadaan bagi seluruh sektor ekonomi.

Belum lagi, kelompok menengah yang terus terancam posisinya, di tengah kondisi ekonomi yang tidak mudah. Hal ini, tentu saja berdampak terhadap performa sektor ritel, terutama ritel dari segmen menengah ke bawah, yang belum pulih setelah pandemi, dan terus dihadapi dengan berbagai tantangan.

Padahal, di awal tahun ini, performa ritel, khususnya ritel di segmen menengah ke atas tumbuh menguat. Namun karena koreksi performa di segmen menengah ke bawah, maka secara umum, performa sektor ritel tidak terhindarkan untuk terkoreksi.

Beberapa tenant yang aktif di tengah kondisi ekonomi yang challenging, adalah sektor makanan dan minuman, fashion, aksesoris, kosmetik dan peralatan rumah tangga. Tidak hanya global brand, local brand juga cukup mewarnai new tenant in yang masuk di ruang ritel Jakarta, dan kota-kota besar lainnya.

Masih lemahnya daya beli masyarakat saat ini memang masih menjadi isu yang patut diwaspadai. Bahkan faktor ini yang diduga menyebabkan terjadinya deflasi dalam 4 bulan berturut-turut di tahun 2024 ini, yaitu pada kisaran 0,03-0,18.

Kondisi ini tidak dapat dibiarkan berlanjut, hal ini karena umumnya deflasi diikuti oleh kondisi yang tidak menguntungkan bagi masyarakat. Secara historis, Indonesia pernah mengalami deflasi beberapa kali, diantaranya pada tahun 1999, 2008 dan 2020.

Pada tahun 1999, atau masa krisis keuangan di Asia yang berimplikasi pada menurunnya nilai tukar rupiah. Deflasi yang terjadi dalam 3 bulan berturut-turut ini berada dikisaran 2%.  Sementara itu pada tahun 2008, krisis keuangan global sehingga deflasi tidak terelakkan dalam 2 bulan dikisaran 0,53%. Di masa pandemi, deflasi juga tidak dapat dihindarkan dalam beberapa bulan pada kisaran 0,1%.

Saat ini, beberapa hal dapat diperhatikan oleh Pemerintah untuk menjaga agar deflasi tidak berkepanjangan dan berdampak buruk terhadap masyarakat, diantaranya sebagai berikut:

  1. memperkuat sektor riil, seperti peningkatan produksi, mendukung umkm, peningkatan investasi jangka panjang
  2. membangun ketahanan ekonomi, untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu
  3. meningkatkan transparansi dalam pembaruan data
  4. memperkuat kerangka kebijakan keuangan/moneter

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

https://money.kompas.com

https://sukabumikab.bps.go.id

Share:
Back to Blogs