Sejak dilonggarkannya kebijakan PPKM pada awal tahun 2022, nampaknya membawa angin segar pada sektor ritel. Orang-orang mulai mengagendakan pertemuan bahkan sekedar mencari angin segar di mall. Ditambah lagi saat itu mendekati momentum lebaran sehingga mall langsung diserbu pengunjung.
Hal ini berdampak pada lonjakan emiten ritel. Pendapatan di semester 1 tahun 2022 tercatat sebesar Rp4.6 triliun dibanding semester lalu hanya Rp3.1 triliun. Kenaikan emiten ini bahkan naik 46%.
Hal positif juga terlihat pada kenaikan okupansi retail di semester awal tahun ini. Press Conference Jakarta Property Highlight yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia baru-baru ini menyebutkan bahwa, pada paruh pertama tahun 2022 tingkat okupansi sektor ritel berada di kisaran 78,52% atau meningkat sebesar 0,7% dari semester sebelumnya.
Secara umum tenant yang masuk di tahun 2022 berasal dari sektor FnB, home appliance, sport apparel, fashion, dan department store. Tenant e-commerce saat ini juga mulai bermunculan dengan gerai fisik, sebagai alternatif untuk mendorong transaksi.
Sementara itu, rerata harga sewa cenderung stabil jika dibandingkan dengan semester lalu. Stabilnya harga sewa ini dilakukan untuk menarik para tenant agar mall tetap dapat bertahan di masa setelah pandemi ini.
Selain dari menahan kenaikan harga sewa, strategi yang dilakukan mall untuk menarik para tenant adalah dengan melakukan retrofit, renovasi atau redevelopment. Strategi ini sukses dilakukan salah satu mall di Kawasan Thamrin. Dampaknya, antusiasme masyarakat tinggi untuk ingin mendapatkan experience dari proses renavasi mall tersebut.
Dalam beberapa waktu kedepan, pertumbuhan ruang retail Jakarta diprediksi masih berlanjut hingga tahun 2024. Indikasi ini terlihat dari proyeksi mall yang akan masuk sejumlah 6 proyek mal baru ke Jakarta dimana empat diantaranya akan masuk di 2023-2024. 1 diantara mall tersebut akan berada di wilayah CBD Jakarta.
Penulis : Muhamad Ashari
Sumber:
Jakarta Property Highlight H1 2022 - Retail Sector
Artikel Terkait: