Menurut data dari Badan Pusat Statistik, terhitung sejak Mei 2024 hingga September 2024 Indonesia mengalami deflasi. Deflasi pada bulan September 2024 tercatat sebesar 0,12%, meningkat tajam dari angka deflasi pada bulan Agustus 2024 yaitu 0,03%. Deflasi sendiri terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, terdapat beberapa tips yang bisa dilakukan oleh individu, yaitu berikut:
Emergency fund adalah dana yang disisihkan secara khusus untuk menghadapi situasi darurat atau keadaan tak terduga yang memerlukan biaya mendadak. Dana ini berfungsi sebagai "jaring pengaman" finansial untuk mengatasi kejadian seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis mendadak, perbaikan rumah, atau kebutuhan mendesak lainnya.
Idealnya, emergency fund harus cukup untuk menutupi biaya hidup selama 3 hingga 6 bulan agar dapat memberi waktu untuk memulihkan kondisi keuangan tanpa harus berhutang atau menjual aset investasi.
Dalam kondisi deflasi, nilai utang secara riil menjadi lebih berat karena uang yang dipinjamkan harus dibayar kembali dengan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Oleh karena itu, mengurangi atau melunasi utang, terutama utang dengan bunga tinggi, dapat membantu mengurangi beban finansial.
Menurut Bank Indonesia, utang rumah tangga relatif terkontrol, dan tren pinjaman tumbuh dengan moderat sekitar 8-10% per tahun, yang menunjukkan kehati-hatian dalam bertransaksi dalam beberapa periode lalu.
Saat deflasi, investor cenderung memilih aset yang aman dan berisiko rendah, seperti obligasi pemerintah atau deposito. Investasi di saham atau properti yang sensitif terhadap penurunan harga bisa dihindari atau dialihkan ke aset yang lebih stabil.
Secara umum, annual yield yang didapatkan dari investasi sewa properti residensial di Jakarta mencapai 5,4% menurut salah satu lembaga riset. Bali menawarkan opsi annual yield yang lebih tinggi yaitu sekitar 10,8%. Sehingga, faktor lokasi pun juga mempengaruhi nilai return of investment yang bisa didapatkan investor.
Menjaga skor kredit tetap baik selama deflasi penting untuk memastikan akses pinjaman dengan suku bunga rendah, mempermudah restrukturisasi utang, dan menghindari penolakan kredit. Skor kredit yang baik juga membantu menghadapi risiko penurunan pendapatan, mendapatkan premi asuransi lebih murah, dan mempermudah negosiasi kontrak, melindungi stabilitas finansial di tengah kondisi ekonomi yang menurun.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
https://kfmap.asia/blog/indonesia-mengalami-deflasi-pada-tahun-2024/3435
https://kfmap.asia/blog/pengaruh-kelas-menengah-and-bisnis-fnb-pada-performa-ritel-jakarta/3500
https://www.investopedia.com/
https://www.globalpropertyguide.com/
https://www.bps.go.id/