Beberapa hari ini, muncul banyak berita terkait tingginya tingkat polusi khususnya di beberapa kota metropolitan di Indonesia. Salah satu lembaga riset di Swiss mencatat Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta berada pada angka 157 pada bulan Juni 2023, menempatkannya dalam kategori "tidak sehat", dengan 67 mikrogram per meter kubik (µg/ m3) polutan PM 2,5, 13,4 kali lebih tinggi daripada 5 µg/ m3 yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk status aman.
Polusi ternyata tidak hanya terjadi di luar rumah juga di dalam rumah. Indoor air pollution merujuk pada keberadaan polutan di udara dalam ruangan yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Polutan ini dapat berupa partikel padat, gas, atau zat kimia yang tersebar di udara dalam ruangan yang kita hirup setiap hari. Beberapa contoh polutan dalam indoor air pollution meliputi debu, serbuk sari, bakteri, jamur, karbon monoksida, formaldehida, asap rokok, dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya indoor air pollution:
1. Asap Rokok: Merokok di dalam ruangan dapat menghasilkan zat kimia berbahaya seperti karbon monoksida dan partikel-partikel mikroskopis yang dapat terhirup oleh penghuni ruangan.
2. Bahan Kimia Rumah Tangga: Penggunaan produk pembersih, pewangi ruangan, cat, dan bahan kimia rumah tangga lainnya yang mengandung zat berbahaya dapat meningkatkan polusi udara di dalam ruangan.
3. Asap Pembakaran: Memasak dengan menggunakan kayu, batu bara, atau minyak tanah dapat menghasilkan asap yang mengandung polutan seperti karbon monoksida dan partikel-partikel padat.
4. Kelembaban yang Tinggi: Kelembaban yang tinggi di dalam ruangan dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat memperburuk kualitas udara dalam ruangan.
Untuk mengatasi masalah indoor air pollution beberapa langkah dapat dilakukan:
1. Ventilasi yang baik: Pastikan ada sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan dengan membuka jendela atau menggunakan sistem ventilasi. Hal ini membantu mengeluarkan polutan dan memperbarui udara segar dari luar.
2. Mengurangi asap rokok: Larang merokok di dalam ruangan dan berikan area yang khusus untuk perokok di luar rumah atau gedung.
3. Menggunakan produk ramah lingkungan: Pilihlah produk pembersih, pewangi ruangan, dan bahan kimia rumah tangga lainnya yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Gunakan produk yang ramah lingkungan atau alami untuk membersihkan rumah.
4. Pembersihan rutin: Lakukan pembersihan rutin untuk mengurangi debu, serbuk sari, dan partikel lainnya. Gunakan alat penyaring udara atau pembersih udara portabel untuk membantu menyaring polutan dari udara dalam ruangan.
5. Kontrol kelembaban: Pastikan kelembaban di dalam ruangan tetap terkendali dengan menggunakan alat pengontrol kelembaban atau dehumidifier untuk mengurangi kelembaban.
6. Penggunaan tanaman hias: Beberapa tanaman hias tertentu dapat membantu membersihkan udara dalam ruangan dengan menyerap beberapa polutan dan menghasilkan oksigen.
Indoor air pollution merupakan masalah yang sering diabaikan, namun dapat berdampak negatif pada kesehatan kita. Menurut data dari World Health Organization, sebanyak 3,8 juta orang meninggal dari tahun 2016-2021 akibat indoor air pollution. Dengan mengetahui penyebab umum dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko paparan terhadap polusi udara di dalam ruangan. Menggunakan produk ramah lingkungan, menjaga kebersihan, dan menjaga sirkulasi udara yang baik merupakan langkah-langkah penting untuk menciptakan udara dalam ruangan yang bersih dan sehat bagi kita semua.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
Artikel Terkait: