Baru-baru ini, Knight Frank merilis publikasi dengan konten diantaranya mengenai beberapa tantangan dan prospek properti global. Dalam skala global, Inggris, Amerika Serikat, dan China masih menjadi negara berpengaruh terhadap pasar properti global.
Detail tantangan yang disebutkan dalam publikasi di atas adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Ekonomi Inggris yang Terkontraksi
Perekonomian Inggris terkontraksi lebih dari yang dibayangkan selama kuartal ketiga, hal in terjadi karena investasi bisnis turun 2,5%, kontraksi dalam sektor konstruksi dan sektor manufaktur berpengaruh sebagai hambatan pertumbuhan ekonomi di Inggris.
Akibatnya, pertumbuhan GDP Inggris merupakan pertumbuhan terendah di antara negara-negara G7 memasuki tahun 2023. Namun, prospek pada subsektor agrikultur, ritel, dan perkantoran dinilai masih prospektif di tahun 2023.
2. Jatuhnya Penjualan Hunian di Amerika Serikat
Tingkat hipotek AS sekarang telah turun selama enam minggu berturut-turut.Penurunan tersebut sudah terjadi selama 12 bulan menurut National Association of Home Builders.
Menurut Commerce Department, saat ini para pengembang dan kontraktor pun juga memilih untuk menahan pembangunan, dan baru akan dimulai pada 2,5 tahun mendatang. Dari segi penjualan pun, terjadi kontraksi tajam sebesar 35% (yoy). Penurunan penjualan tersebut dinilai sebagai penurunan tertajam selama satu dekade.
Namun, ditengah kontraksi pasar hunian ini, sentimen kepercayaan konsumen meningkat. Akan tetapi, sentimen wait and see sepertinya masih akan terus berlanjut untuk 6 bulan kedepan.
3. Perubahan Kondisi Pandemi di China
Pelonggaran pembatasan pasca pandemi di China telah memicu peningkatan kasus baru, dimana terdapat 1 juta penderita infeksi baru setiap hari, menurut data Airfinity yang dikutip oleh Bloomberg.
Akibatnya, kegiatan ekonomi terkontraksi karena pelaksanaan social distancing yang kembali diterapkan. Hal ini juga terefleksi dimana menurut data mobilitas oleh Bloomberg, diketahui bahwa penduduk lebih memilih tetap tinggal di rumah. Melalui teknik preventif ini, diharapkan pada bulan Januari 2023, kegiatan sudah kembali normal dan juga terdapat peningkatan jumlah expatriat di China.
Dari beberapa tantangan di sektor properti tersebut, di Indonesia sendiri sektor properti masih dinilai sebagai sektor yang optimis tumbuh stabil. Namun, beberapa tantangan di atas, patut diperhatikan dan diantisipasi oleh para pelaku sektor properti di Indonesia untuk keberlanjutan pertumbuhannya.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
www.knightfrank.com
Artikel Terkait:
Bersiap Menghadapi Resesi Ekonomi Global
Strategi Pengembang agar Dapat Bertahan di Tahun Depan dengan Ancaman Resesi Global