Tantangan dan Peluang Energi Berkelanjutan di Sumba Barat
Friday, 21 February 2025

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa. Sayangnya, akses listrik masih belum merata, terutama di daerah – daerah terpencil. Salah satu contohnya adalah Kabupaten Sumba Barat di Nusa Tenggara Timur. Wilayah ini memiliki kondisi geografis berupa perbukitan kapur dan minimnya infrastruktur penunjang sehingga sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional.

Saat ini, sebagian besar masyarakat di Kabupaten Sumba Barat masih bergantung pada kayu bakar untuk kebutuhan energi sehari-hari yang berdampak negatif pada lingkungan. Selain itu, akses listrik yang terbatas menghambat berbagai sektor termasuk pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Terdapat pula tantangan lainnya terkait akses energi di Sumba Barat sebagai berikut.

  1. Kondisi Geografis dan Infrastruktur yang Sulit
    Sumba barat memiliki kondisi wilayah berupa perbukitan dan banyaknya desa terpencil sehingga menyebabkan biaya pembangunan jaringan listrik menjadi tinggi. Kondisi ini ditambah dengan minimnya infrastruktur jalan sehingga banyak desa yang sulit dijangkau.

  2. Keterbatasan Sumber Energi Konvensional
    Berdasarkan data BPS Kabupaten Sumba Barat, diketahui bahwa hari hujan di masing-masing kecamatan hanya sekitar 85 - 151 hari dalam satu tahun. Kondisi tersebut menghambat pemanfaatan tenaga pembangkit listrik, karena curah hujan yang rendah membatasi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). 

  3. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
    Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2023 di Kabupaten Sumba Barat diketahui terdapat sekitar 27,47% penduduk yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dan sebanyak 25,5% rumah tangga belum memiliki akses listrik. Keterbatasan akses listrik ini dapat menambah buruk kondisi kesenjangan sosial dan ekonomi di Sumba Barat.

Sumba Barat merupakan wilayah dengan intensitas sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun sehingga cocok untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Saat ini terdapat proyek kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan berbagai institusi yang telah berhasiil memasang PLTS di lebih dari 3.000 rumah tangga di desa terpencil.

Salah satu bentuk pengelolaan properti berkelanjutan di Sumba adalah resort dan villa yang menerapkan solusi energi mandiri, seperti panel surya dan turbin angin, tidak hanya mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik utama, tetapi juga menekan biaya operasional sehingga meningkatkan daya tarik investasi.

Kolaborasi antara pemerintah, organisasi, dan sektor swasta menjadi kunci dalam menciptakan solusi energi yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil.

 

Penulis: Ratih Putri Salsabila

Sumber:

https://kfmap.asia/blog/5-resor-terbaik-di-indonesia/1492

https://kfmap.asia/blog/renewable-energy-certificates-program-investasi-energi-hijau/2504

https://kfmap.asia/blog/penggunaan-panel-surya-pada-rumah-sebagai-sumber-energi-bersih/1841

https://plne.co.id/

https://iesr.or.id/

https://www.voaindonesia.com/

BPS Kabupaten Sumba Barat. (2024). Kabupaten Sumba Barat Dalam Angka 2024. Diakses dari https://sumbabaratkab.bps.go.id/id/publication/2024/02/28/0d777d19a964be66678a0861/kabupaten-sumba-barat-dalam-angka-2024.html 

Share:
Back to Blogs