Melalui The Wealth Report, disebutkan bahwa pada tahun 2023 terjadi peningkatan PIRI (Prime International Residential Index) sebesar 3,1% secara global. Pertumbuhan harga yang positif juga tercatat pada 80 kota dari 100 kota yang diamati oleh Knight Frank. Selain itu, kawasan Asia Pasifik dinilai sebagai wilayah yang memiliki performa terbaik, dengan pertumbuhan harga mencapai 3,8%.
Dari Indeks tersebut, ditemukan juga bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 0,6%. Pertumbuhan yang relatif pelan ini didukung kestabilan pasar hunian premium.
Menurut Jakarta Property Highlight yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia, pasar properti hunian khususnya untuk kondominium masih didominasi oleh sektor menengah di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini. Namun, Pemerintah Indonesia relatif aktif memberikan insentif untuk menstimulasi minat pasar ke subsektor kondominium.
The Wealth Report 2024, mengulas perbandingan luasan hunian premium yang bisa didapatkan dengan harga US$ 1 Juta atau setara Rp 15,9 Miliar. Terungkap bahwa, Top Five Kota dengan harga hunian premium tertinggi di dunia adalah Kota Monaco, Hong Kong, Singapore, London, dan Geneva. Laporan ini juga menyebutkan bahwa harga hunian kedua dengan harga tertinggi ada pada kota Aspen, Verbier, St. Tropez, Ibiza, dan Bahamas.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Jika dikaitkan dengan hunian premium, menurut Jakarta Property Highlight 2H 2023, dari total stok hunian vertikal saat ini, 3,7% termasuk dalam kelas high-end, atau memiliki harga lebih dari Rp 40 juta per meter persegi. Unit ini dominasinya tersebar (76%) di Jakarta Selatan.
Sementara itu, masih dari Jakarta Property Highlight disebutkan bahwa, rerata harga unit apartemen high end yang siap huni di Jakarta adalah Rp 57,5 juta per meter persegi. Jika Anda memiliki US$ 1 Juta, maka Anda bisa memiliki unit hunian vertikal dengan luas sekitar 276 meter persegi di Jakarta.
Penulis: Lusia Raras
Sumber: