Menurut Knight Frank Farmland Index, di penghujung tahun 2023, lahan pertanian mengalami peningkatan sebesar 2% di Inggris dan Wales. Selain itu, setiap tahunnya, rata-rata nilai lahan pertanian meningkat sebesar 7%, suatu kinerja yang hanya bisa disamakan dengan peningkatan harga emas.
Peningkatan harga disebabkan karena kurangnya pasokan dan berlanjutnya permintaan yang kuat dari berbagai pembeli membantu mendukung nilai-nilai tersebut, meskipun inflasi tinggi, kenaikan suku bunga pinjaman, lemahnya pasar komoditas dan penurunan subsidi pertanian. Volume lahan pertanian yang diiklankan kepada publik memang meningkat sebesar 15% sepanjang tahun ini dengan area yang dijual masih jauh di bawah 100.000 hektar.
Data ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan performa sektor agrikultur di tataran global, yang diprediksi meningkat. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Perlu diketahui bahwa sektor agrikultur menyumbang sekitar 13,56% untuk PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia di tahun 2023. Indonesia merupakan produsen beras terbesar ketiga di dunia dan produsen terbesar untuk minyak sawit mentah dan kelapa. Indonesia juga merupakan produsen terbesar ketiga untu karet, kopi, dan.
Selain itu, Indonesia juga merupakan produsen produk perikanan budidaya terbesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India. Namun, sejumlah tantangan seperti bencana alam dan ketidakefisienan produksi menciptakan pasokan dari sektor agrikultur yang tidak seimbang. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia saat ini mengembangkan food estate, yang merupakan salah satu Program Strategi Nasional
Dikutip dari Kaprodi S3 Ilmu Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM, pengertian food estate secara harfiah merupakan kegiatan usaha perkebunan atau pertanian pangan. Dengan kata lain food estate merupakan rencana pengembangan terintegrasi antara pertanian, perkebunan, dan peternakan di suatu kawasan. Saat ini program food estate telah dikembangkan di beberapa daerah seperti Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur, dimana per 2024 terdapat 85.175 ha lahan yang digunakan sebagai food estate.
Food estate memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi agrikultur dan juga menjamin ketahanan pangan, ditengah tantangan masifnya konversi lahan. Menurut Menteri Pertanian, saat ini dari 70 juta hektar lahan pertanian, hanya 45 juta hektar lahan pertanian dengan produksi yang efektif. Dan hingga tahun 2025, kebutuhan lahan untuk pangan di Indonesia diperkirakan mencapai 13,17 Juta Ha.
Oleh karena itu, pengembangan food estate diperlukan efektivitas implementasinya agar Indonesia mampu memiliki keseimbangan dalam pasokan dan produksi bahan pertanian. Namun, pengembangannya juga memerlukan analisis profil lingkungan yang lebih mendalam, dan keterlibatan petani setempat, agar produksi bisa berjalan dengan efektif.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
https://www.knightfrank.com/rural-matters/article/2024-01-22-farm-values-hit-new-record
https://kfmap.asia/blog/apa-itu-food-estate/1077
www.bps.go.id
https://business-indonesia.org/