Salah satu properti komersial yang berkembang di beberapa kota besar adalah sektor perkantoran. Di tengah pandemi dan pemberlakuan WFH (working from home) memberikan dampak terhadap performa sektor perkantoran.
Lalu bagaimana performa sektor perkantoran di Jakarta?...
Seperti rilis yang telah disampaikan oleh Knight Frank Indonesia pada bulan lalu, bahwa secara umum performa sektor perkantoran berdasarkan serapan sepanjang tahun 2020 terhitung masih positif dengan tingkat hunian 74,9%, yang secara agregat terkoreksi dari tahun sebelumnya. Pada dasarnya hal ini menjadi tantangan yang tidak bisa dipungkiri, mengingat pandemi memberikan dampak multi dimensi pada hampir seluruh sektor ekonomi.
Berdasarkan rilis Bank Indonesia, pada kwartal 3 tahun 2020 secara umum permintaan properti komersial meningkat 0,2% (qoq). Namun, dari sisi pasokan terjadi pelemahan, termasuk diantaranya sektor perkantoran (jual). Sementara itu, performa sektor perkantoran secara tahunan di Jakarta tercatat melemah dari sisi perkembangan indeks harga. Sedangkan dari sisi perkembangan indeks supply tergolong stagnan, dan melemah dari sisi perkembangan indeks demand.
Masih berdasarkan rilis Jakarta Property Highlight (JPH) 2H2020 dari Knight Frank Indonesia, yang menyebutkan bahwa pelemahan diantaranya terjadi karena adanya fenomena down sizing atau pengurangan luasan ruang sewa dari beberapa tenant, merger dengan head-office, dan relokasi ke gedung dengan kualitas yang lebih baik.
Namun demikian, di tengah kondisi ini, selain ecommerce, beberapa sektor tercatat masih menyerap ruang kantor di CBD Jakarta, diantaranya adalah konsultan perpajakan, logistik, firma hukum, dan BUMN.
Sementara itu, berdasarkan catatan pasokan baru, tahun ini (2021) diprediksi sebagai tahun dengan pasokan yang cukup besar, dengan 6 proyek yang direncanakan akan masuk pasar. Dan selanjutnya 3 proyek perkantoran akan masuk kembali sampai tahun 2023 di CBD Jakarta. Tentu saja, angka-angka ini menunjukan refleksi optimisme yang hadir dari pasar gedung perkantoran di CBD Jakarta.
Jika menilik performa sektor perkantoran di beberapa kota besar di Asia Pacific, tingkat kekosongan ruang kantor CBD Jakarta masih lebih baik, setidaknya dibandingkan Beijing, Kuala Lumpur, dan Shanghai berdasarkan luasan ruang kantor (dalam meter persegi). Meski diprediksi tantangan di pasar perkantoran masih terus berlanjut, namun vaksinasi yang terus bergulir diharapkan mampu menyebar optimisme untuk pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional, yang memberikan multiplyer effect ke sektor perkantoran.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber :
https://www.bi.go.id/id/publikasi/