Berdasarkan data JPH 1H2020 yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia disebutkan bahwa, stok baru ruang perkantoran sampai tahun 2021 berkisar 485.836 sqm di wilayah CBD. Dari jumlah tersebut 116.500 sqm akan masuk pasar di tahun 2020. Namun, di tahun 2020 realisasi ruang yang masuk pasar hanya mencapai 22.500 sqm, sementara sisanya mengalami kendala dalam kemajuan pembangunannya di tengah pandemic.
Memang bukan hal yang mudah untuk melanjutkan pembangunan di tengah pandemi, hal ini mengingat stok yang tersedia saja sudah cukup berjuang untuk terus bertahan, dengan rerata hunian pada kisaran 75% di semester pertama tahun 2020.
Lalu bagaimana stok baru ruang perkantoran saat ini ?
Berdasarkan jejak rekam data yang dimiliki Knight Frank Indonesia, sampai saat ini setidaknya terdapat 368.686 sqm ruang perkantoran baru yang akan masuk pasar hingga tahun ini, secara agregat tahunan, jumlah ini masih sama dengan informasi yang dirilis pada semester awal tahun 2020. Hal ini menunjukan total stok baru masih stagnan.
Hal ini memang sangat wajar, mengingat diperlukan perhitungan yang tepat untuk berbagai peluang bisnis saat ini, tentu dengan menghitung risiko yang ada saat ini dimana sebagian pekerja masih bekerja dari rumah karena pandemi.
Namun, secara umum menurut diskusi yang berjalan dalam salah satu forum di Knight Frank Asia Pacific terungkap bahwa, para pekerja dari negara-negara di kawasan Asia secara umum berharap segera kembali dapat bekerja ke kantor, preferensi ini menjadi pilihan pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Selain itu, sinyalemen positif dari sektor-sektor potensial penyerap ruang perkantoran juga terus datang diantaranya dari sektor Ecommerce dan Logistik. Dengan proses vaksinasi yang mulai berjalan di minggu ini, semoga memberikan akselerasi dalam proses pemulihan ekonomi yang berimbas pada perbaikan serapan ruang perkantoran di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber :
https://kfmap.asia/research/jakarta-cbd-office-market-overview-1h2020/530