Dalam membuat sebuah bangunan, unsur keselamatan pengguna adalah hal utama yang harus diperhatikan. Ini mencakup keselamatan dari bencana alam yang tidak terduga, seperti gempa bumi . Mengingat Jakarta memiliki banyak bangunan gedung kantor dan apartemen yang menjulang tinggi, maka perlu manajemen risiko gempa yang baik.
Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah melalui penerapan konstruksi tahan gempa. Konstruksi bangunan tahan gempa dibuat agar bangunan bisa merespons gempa, bertahan dari gempa dan fleksibel meredam guncangan. Dalam merancang konstruksi ini, diharuskan untuk memperkuat struktur dan melawan gaya gempa.
Adapun beberapa teknologi konstruksi bangunan tahan gempa yang telah digunakan adalah sebagai berikut :
1. Fondasi yang fleksibel
Salah satu cara untuk menahan gaya gempa adalah dengan mengangkat fondasi bangunan di atas permukaan bumi. Ini mengakibatkan konstruksi bangunan yang dibuat di atas bantalan fleksibel yang terbuat dari baja, karet, dan timah yang disebut dengan isolator. Sehingga ketika terjadi guncangan akibat gempa, isolator juga ikut bergetar tetapi struktur bangunan akan tetap stabil. Hal tersebut diketahui efektif dalam membantu menyerap gelombang seismik dan mencegahnya merambat melalui gedung.
Sementara itu, untuk membuat penempatan fondasi ini menjadi berfungsi dengan baik, penting untuk menghindari permukaan berporos atau yang mudah menyerap air. karena itu, penting untuk memastikan bahwa permukaan tanah memiliki kepadatan yang cukup solid.
2. Peredam kejut
Terdapat dua peredam dalam konstruksi, yaitu perangkat kontrol getaran dan pendulum power. Perangkat kontrol getaran dipasang pada balok menggunakan piston atau oli untuk menyerap goncangan gempa. Metode pertama melibatkan peredam di setiap tingkat bangunan antara kolom dan balok. Setiap peredam memiliki kepala piston di dalam silinder yang diisi dengan minyak silikon.
Sedangkan pendulum power biasanya digunakan pada gedung pencakar langit. Ini berbentuk seperti bola besar dengan kabel baja dan menggunakan sistem hidrolik pada bagian atas gedung. Caranya adalah ketika bangunan mulai bergoyang, bola akan bertindak sebagai pendulum dan bergerak ke arah yang berlawanan untuk menstabilkan arah. Teknologi ini dipasang untuk menyesuaikan dan melawan frekuensi bangunan saat terjadi gempa.
3. Melindungi bangunan dari getaran
Teknologi konstruksi tahan gempa lainnya adalah dengan menangkal kekuatan gempa melalui eksperimen membelokkan atau mengalihkan energi dari gempa bumi secara bersamaan. Inovasi ini disebut dengan seismic invisibility cloak atau jubah tembus pandang seismik yang melibatkan jubah dari 100 cincin plastik dan beton konsentris serta menguburnya dengan jarak 0,9 meter di bawah pondasi bangunan. Nantinya, ketika gelombang seismik memasuki cincin, mereka akan dipaksa bergerak ke cincin luar dan disalurkan jauh dari area gedung lalu dihamburkan ke pelat di tanah.
4. Teknologi konstruksi Jepang
Sebagai negara yang sering mengalami gempa, Jepang telah menerapkan teknologi konstruksi tahan gempa untuk memberikan keamanan bagi masyarakat. Mereka menggunakan sistem sensor airbag yang mana setiap rumah akan dipasangi sensor sehingga getaran dari dalam bumi bisa terdeteksi. Nantinya, sensor tersebut akan mengaktifkan kompresor yang akan memompa udara ke dalam airbag yang sudah terpasang di pondasi bangunan. Airbag akan menggelembung dan mengangkat bangunan agar melayang di atas permukaan tanah yang bergerak akibat gempa.
Penulis : Muhamad Ashari
Sumber :
Artikel Terkait: