Ramainya Tingkat Kunjungan Ritel yang Tidak Merata | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Ramainya Tingkat Kunjungan Ritel yang Tidak Merata
Friday, 15 September 2023

Berdasarkan publikasi Jakarta Property Highlight H1 2023 yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia, terungkap bahwa kenaikan harga sewa ritel di grade A saat ini terjadi hingga 7%.

Sejak dicabutnya status pandemi, ruang ritel kelas menengah atas kembali menggeliat, bahkan beberapa mal menyatakan bahwa saat ini tingkat kunjungan telah sama dengan masa sebelum pandemi. Sebut saja, beberapa ritel di bilangan Senayan dan Pondok Indah yang kerap ramai, terutama di akhir pekan.

Namun, sayangnya pemulihan tingkat kunjungan ritel setelah pandemi ini tidak terjadi merata, atau tidak terjadi pada seluruh kelas ritel di Jakarta. Ritel yang berada di kelas menengah ke bawah saat ini masing mengalami masa sulit dengan keluarnya penyewa besar menjadikan ruang ritel mengalami peningkatan kekosongan.

Kekosongan ruang ritel didominasi pada ritel di kelas middle-low karena ruang ritel di kelas tersebut hanya menjadi tempat transaksi saja, yang mulai bergeser melalui transaksi online. Pengembang dan peritel perlu menyesuaikan dengan preferensi dari pasar paska pandemi, dimana selain ruang transaksi, peritel juga dapat menghadirkan ruang interaksi, galeri, ruang olahraga, dan ruang pertunjukan.

Performa sektor ritel memang sangat dipengaruhi oleh pangsa pasarnya dan jangkauan layanan. Saat ini di tengah pemulihan ekonomi yang masih berjalan, konsumen pada kelas menengah ke bawah sepertinya masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar.

Pengelola mal yang mampu menakar kekuatan pasarnya dan mengikuti kebutuhan pasar (misal dengan rebuilding/ repricing/ rebranding/ repurposing) akan mampu mempertahankan tingkat kunjungan konsumen, namun memang dibutuhkan kemampuan adaptasi di tengah kondisi ini (Riders in the Storm: DORS).

Salah satu penerapan strategi adaptasi dalam pengelolaan ritel saat ini adalah repurposing, yang kerap menjadi salah satu wacana di tengah memudarnya fungsi bangunan ataupun properti. Misalnya saja, repurposing ritel ke fungsi gudang pada dasarnya bisa saja dilakukan, tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :

  • Peruntukan ruang (rencana tata ruang).
  • Fasilitas pendukung (infrastruktur lingkungan) untuk fungsi baru.
  • Prospek jangka menengah atau panjang, bukan prospek sesaat atau temporer.
  • Pasar/ konsumen di sekitar area.

Selain 4 faktor di atas, nilai tanah atau lahan juga akan bergeser sesuai dengan fungsi bangunan.

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

https://www.knightfrank.com/publications/retail-property-outlook-2023-9627.aspx

Share:
Back to Blogs