Sektor data center merupakan sektor yang mempunyai peran besar dalam hal digitalisasi di Indonesia. Sektor ini mulai cukup disorot di tahun 2020, dikarenakan pada tahun tersebut banyak investasi yang masuk ke dalam sektor ini.
Seiring berjalannya waktu sektor ini menjadi sektor yang cukup berkembang di Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya permintaan yang tinggi dari penyedia layanan cloud hyperscale global, yang dipicu oleh pengadopsian terhadap internet yang pesat dan meningkatnya penggunaan layanan digital selama pandemi.
Di tahun 2023 sektor data center juga diprediksi akan cukup meningkat, hal tersebut berdasarkan dari laporan Knight Frank Asia Pacific Outlook Report 2023 yang mengatakan bahwa transaksi data center telah meningkat tajam di Asia-Pasifik. Hal tersebut juga didorong oleh permintaan penyewa dari penyedia layanan cloud yang pindah ke Asia Tenggara, Australia, dan Jepang, dengan permintaan yang kuat dari investor global untuk mendanai pengembangan di negara-negara tersebut.
Lebih jauh berdasarkan Knight Frank Q3 2022 Data Centre Report, menjelaskan bahwa Jakarta memiliki kekuatan daya IT total unggulan dibandingkan negara-negara Asia-Pasifik lainnya, yaitu dengan live capacity sebesar 136,34 MW, committed capacity sebesar 251,79 MW, dan under construction capacity sebesar 146,90 MW.
Selain dengan adanya tren tersebut, faktor lain yang menjadikan sektor ini menjadi lebih menguntungkan nantinya yaitu setidaknya ada dua regulasi yang dikeluarkan pemerintah Indonesia terkait sektor ini.
Pertama adanya Peraturan Presiden Nomor 17 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, yang menyebutkan bahwa semua perusahaan, khususnya lembaga keuangan, wajib menyimpan data pribadi di pusat data yang berada di dalam negeri.
Kedua yaitu peraturan yang dikeluarkan Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No 9/15/PBI/2007 juga mewajibkan semua bank dan lembaga keuangan harus memiliki mekanisme cadangan melalui fasilitas Disaster Recovery Center (DRC).
Kemudian jika melihat proyek-proyek data center di Indonesia, sudah terdapat perencanaan bahkan pembangunan data center baru di Indonesia. Pertama pada bulan Juli tahun ini terdapat pembangunan data center di Kawasan Ekonomi Khusus Nongsa yang bertujuan sebagai Milestone Pengembangan Ekosistem Digital Indonesia.
Kemudian di Jakarta PT Ekagrata Data Gemilang atau EDGE DC, mengumumkan pembangunan data center kedua mereka yang bernama EDGE2 dengan kapasitas hingga 23 MW yang diprediksi rampung di Q4 2023. Kedua proyek tersebut juga akan menerapkan konsep ESG pada data center tersebut. Lebih jauh dengan tren dan potensi-potensi yang ada dari sektor ini, maka sektor ini akan diprediksi bisa bernilai hingga 3,07 miliar Dolar AS atau Rp 45,9 triliun di Indonesia.
Penulis: Rafiq Naufal Kastara
Sumber:
Knight Frank: Asia Pacific Outlook Report 2023
Knight Frank: Q3 2022 Data Centre report
Knight Frank: Peluang dan Tantangan Pengembangan Data Center
www.kompas.com
www.konstruksimedia.com
www.kek.go.id
www.knic.co.id
Artikel Terkait:
Bagaimana Peluang Data Center di IKN Nusantara