Permasalahan rumah di Indonesia masih saja berlangsung hingga saat ini. Salah satunya adalah backlog perumahan. Backlog sendiri merupakan kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan rumah di Indonesia.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2020, angka backlog kepemilikan perumahan menyentuh angka 12,75 juta. Angka tersebut belum termasuk pertumbuhan keluarga baru yang diperkirakan bertambah sekitar 700.000 - 800.000 setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa masih banyak sekali masyarakat yang belum memiliki rumah sendiri.
Menanggapi kondisi ini, Kementerian PUPR merancang program perumahan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Yakni meningkatkan akses masyarakat secara bertahap terhadap perumahan dan permukiman layak, aman dan terjangkau untuk mewujudkan kota yang inklusif dan layak huni.
Dalam RPJMN 2020–2024, pemerintah akan meningkatkan rumah layak huni dari 56,75 persen di 2019 menjadi 70 persen pada 2024. Realisasi pemenuhan akan perumahan dan permukiman diwujudkan dalam Program Sejuta Rumah.
Program Sejuta Rumah telah dilaksanakan sejak tahun 2015 guna mengatasi kelangkaan atau backlog perumahan nasional. Adapun, capaian Program Sejuta Rumah sepanjang tahun 2021 lalu berhasil mencapai angka 1.105.707 unit rumah di seluruh Indonesia.
Terbaru, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR mencatat capaian progres Program Sejuta Rumah per 31 Maret 2022 (Q1 2022) lalu sebanyak 159.372 unit rumah. Sebanyak 117.532 unit atau sekitar 74 persen diantaranya merupakan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sedangkan sebanyak 41.840 unit sisa atau 26 persen merupakan rumah untuk non-MBR.
Diharapkan dengan terus berjalannya Program Sejuta Rumah dapat menggerakkan perekonomian masyarakat Indonesia. Sektor properti residensial ini juga dapat menjadi salah satu leading sector, karena memiliki multiplier effect yang besar dalam menggerakkan lebih dari 140 industri seperti material bahan bangunan, genteng, semen, paku, besi, kayu, dan lainnya, sehingga akan mempengaruhi produktivitas masyarakat.
Adanya rumah yang layak huni, baik dari sisi konstruksi bangunan maupun penataan lingkungan melalui Program Sejuta Rumah diharapkan sejalan dengan program Pemerintah dalam menjaga dan memelihara kesehatan masyarakat.
Penulis : Muhamad Ashari
Sumber:
www.pu.go.id
www.bisnis.com
www.liputan6.com