China Plus One adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan China untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar domestik dan memperluas operasi mereka ke negara-negara lain sebagai alternatif atau tambahan produktivitas dalam berbagai kegiatan ekonomi. Dalam konteks ini, strategi China Plus One dapat diterapkan pada berbagai sektor, termasuk sektor properti.
Dalam sektor properti, China Plus One berarti perusahaan properti China mencari peluang investasi di luar negeri, seperti di Indonesia. Alasan di balik strategi ini adalah untuk memperluas basis pelanggan dan meningkatkan keuntungan, serta untuk mengurangi risiko dan ketergantungan pada pasar properti domestik yang tidak stabil.
Salah satu target dari strategi ini salah satunya adalah negara-negara yang terletak di Asia Tenggara. Dampak peningkatan biaya operasional akibat pandemi menyebabkan beberapa negara melakukan offshoring ke negara-negara seperti Thailand, Malaysia, India, Vietnam, Indonesia, Filipina, dan Bangladesh.
Alasannya karena saat ini Asia Tenggara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil dan cenderung optimis di tengah gempuran pandemi dan krisis global. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara mencapai 5,5%, sedangkan pertumbuhan ekonomi global adalah sekitar 3,3%. Hal ini menunjukkan pergerakkan ekonomi yang cepat di Asia Tenggara.
Indonesia adalah salah satu negara yang menarik minat investor properti China. Menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada tahun 2023 investasi dari China tercatat sekitar Rp 138 triliun, untuk 4.479 proyek.
Meskipun investasi properti China di Indonesia terus meningkat, strategi China Plus One ini juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Misalnya, ketika terjadi penurunan ekonomi global atau konflik politik, investor properti China dapat mengalami kerugian yang signifikan. Oleh karena itu, Indonesia harus memperhatikan kerjasama ini dengan cermat untuk memastikan bahwa keuntungan jangka panjang bagi Indonesia dapat dijamin.
Secara keseluruhan, strategi China Plus One dalam sektor properti di Indonesia menunjukkan potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri properti. Namun, untuk memastikan keuntungan jangka panjang bagi Indonesia, perlu dilakukan analisis risiko yang cermat dan pengawasan yang ketat atas investasi asing.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
www.businesstimes.com.sg
www.pfe.express
Artikel Terkait
Pembukaan Border di China, Apakah Sinyal Positif Bagi Properti di Asia Pasifik?