Memasuki Pertengahan Tahun 2023, Bagaimana Kondisi Properti Hunian di Asia Pasifik?
Knight Frank Asia Pasifik baru saja merilis riset mengenai kondisi pasar residential di Asia Pasifik per semester pertama tahun ini. Christine Li, Head of Research dari Knight Frank Asia Pasifik, mengungkapkan bahwa kawasan Asia Pasifik memiliki outlook yang seimbang di pasar residensial. Momentum penjualan yang stabil, pertumbuhan tahun-ke-tahun yang positif di pasar-pasar tertentu, dan kepercayaan pembeli meski di tengah daya beli yang menurun menggarisbawahi prospek yang menjanjikan di sektor ini.
Hal ini sejalan dengan kondisi pasar, masih dari sumber yang sama menyebutkan bahwa setidaknya 14 dari 25 kota yang ada di Asia Pasifik mengalami pertumbuhan harga yang positif pada semester itu, meskipun secara umum terjadi koreksi terhadap harga residensial di angka 0,2% (YoY). Namun, mengingat suku bunga yang tak kunjung turun dan beberapa isu global lainnya, Knight Frank Asia Pasifik mengungkapkan bahwa dalam tahun ini adalah saatnya cautiously optimistic untuk sub sektor residensial, artinya tetap prospektif meski harus waspada.
Berikut adalah sekilas performa sektor hunian dari beberapa kota di Asia Pasifik:
- Singapura: Singapura tercatat sebagai kota dengan kinerja terbaik dengan pertumbuhan harga hunian 8% YOY. Pasar perumahan Singapura melanjutkan laju pertumbuhan harganya, meskipun ekonominya nyaris menghindari resesi teknis pada Q2 2023.
- Malaysia: Setelah ekonomi Malaysia naik 5,6% YoY dan tingkat pengangguran dikoreksi menjadi 3,5% di Q1, Kuala Lumpur dan Penang melihat harga tumbuh masing-masing sebesar 0,34% dan 5,78% YoY, dengan Penang menjadi kota dengan kinerja terbaik kedua di kawasan Asia Pasifik.
- Australia: Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga resmi di 4,10% setelah menaikkannya sebesar 50 bps di kuartal kedua. Meskipun tingkat hipotek lebih tinggi, volume penjualan rata-rata pada semester pertama tahun ini tetap datar selama dua tahunan, menunjukkan pemulihan kepercayaan di pasar properti.
- Selandia Baru: Pasar perumahan di Selandia Baru menunjukkan tanda-tanda momentum menentang resesi teknis yang tercatat pada bulan Juni. Tingkat perlambatan harga melambat – setiap tahun, harga di Auckland dan Wellington masing-masing turun 10,6% dan 10,5%, dibandingkan dengan 17,4% dan 21,6% enam bulan lalu.
- Tiongkok: Pembeli rumah tetap konservatif karena kinerja pasar saham yang bearish, suku bunga tinggi, dan pemulihan ekonomi yang lambat. Meskipun harga mencapai titik terendah, perubahan volume transaksi tahunan untuk kota-kota di Tiongkok masih negatif, yang mencerminkan efek lemah dari paket 16-point rescue terhadap permintaan sejak penerapannya pada akhir 2022.
- India: Dengan jumlah pasokan hunian siap tinggal yang menyusut, beberapa pengembang pun optimistik untuk melakukan residential launches di periode ini, untuk memanfaatkan momentum peningkatan permintaan. Terdapat juga peningkatan harga 5,3% secara umum, dengan Mumbai meningkat sekitar 6,0% di semester ini.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
https://www.knightfrank.com/blog/2023/08/06/14-out-of-25-cities-recorded-positive-annual-growth-in-h1-2023
Artikel Terkait
Menilik Performa Investasi Properti di Awal Tahun 2023
Investasi Para Crazy Rich Indonesia di Kancah Global