Kota-Kota dengan Potensi Sektor Manufaktur Prospektif di Indonesia | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia

Kota-Kota dengan Potensi Sektor Manufaktur Prospektif di Indonesia

Friday, 27 October 2023

Berdasarkan data BPS terbaru (2022) terkait perolehan PDRB sektoral di setiap kota di Indonesia, didapatkan bahwa beberapa kota memiliki potensi sektor manufaktur yang prospektif, hal ini ditandai dengan nilai PDRB yang melebihi 50% pada sektor manufaktur di kota-kota tersebut.

Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang adalah kota dengan nilai PDRB manufaktur tertinggi, yaitu di kisaran 72-79%. Kedua kota ini memang tergolong kota industri di Indonesia, bahkan aglomerasi kawasan industri di timur Jabodetabek ini tergolong yang terbesar di Asia Tenggara.

Sementara itu, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cilegon, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Batam menjadi kota-kota dengan nilai PDRB sektor manufaktur yang berada di angka lebih dari 50%. Kota-kota ini juga dikenal sebagai kota-kota industri di Indonesia, dengan spesialisasi industri masing-masing, seperti Sidoarjo dengan pengolahan makanan dan minuman, Kota Batam dengan pengolahan makanan dan minuman serta pakaian jadi, dan Kota Cilegon dengan pengolahan bahan kimia.

Sektor manufaktur atau industri pengolahan ini memang menjadi key generator dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Pertumbuhannya memberikan dampak tetesan terhadap berbagai sektor ekonomi lainnya, diantaranya sektor properti.

Sektor manufaktur, di kota-kota tersebut telah menjadi sektor unggulan dalam beberapa tahun terakhir. Pada dasarnya, tumbuhnya sektor manufaktur di kota-kota tersebut tidak semata-mata karena ketersediaan sumberdaya alam di wilayah tersebut. Namun, sektor manufaktur juga dapat tumbuh pada wilayah dengan aksesibilitas yang tinggi, memiliki tenaga kerja yang produktif dan unggul, dan dekat dengan pasar industri.

Pertumbuhan sektor manufaktur juga memberi kontribusi yang tinggi terhadap capaian PDRB nasional, dan memberikan peluang lapangan kerja yang luas. Namun memang, pertumbuhan sektor manufaktur tidak dapat berdiri sendiri namun perlu didukung dengan infrastruktur wilayah yang lengkap dan iklim usaha yang kondusif, sehingga sektor ini dapat memberikan dampak tetesan yang lebih luas ke wilayah di sekitarnya.

Penulis : Syarifah Syaukat