Di tahun 2023, pasar properti di China mengalami banyak tantangan, seperti menurunnya GDP negara dibawah ekspektasi. Penurunan GDP ini salah satunya disebabkan oleh penurunan performa sektor real estate di China, mengingat subsektor ini merupakan salah satu penyumbang terbesar untuk GDP negara tersebut.
Menurut Christine Li, Head of Research dari Knight Frank Asia Pacific, ditemukan bahwa pada bulan Desember 2023, harga rumah baru di China mengalami penurunan sepanjang enam bulan berturut-turut. Ditemukan juga dari 70 Kota yang ada di China, 62 Kota mengalami penurunan.
Selain itu, penjualan 100 pengembang teratas China juga mengalami penurunan secara signifikan sebesar 17,3% pada tahun 2023, yang membuat pengembang menahan melakukan ekspansi. Selain dari sisi transaksi, investasi real estate juga mengalami penurunan 9,4% (YoY).
Penurunan yang berkelanjutan dalam pasar perumahan juga secara signifikan mempengaruhi sentimen konsumen, karena real estat seringkali menjadi komponen utama kekayaan seseorang. Penurunan nilai rumah ini telah menyebabkan persepsi akan penurunan kekayaan di kalangan konsumen, mempengaruhi kepercayaan dan kemauan mereka untuk berbelanja.
Ini juga dipengaruhi oleh penurunan kinerja sektor swasta. Penurunan kinerja ini disebabkan oleh deglobalisasi dan diversifikasi rantai pasokan telah mengurangi pesanan dari negara-negara Barat, terutama dari perusahaan-perusahaan AS, yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja dan pengurangan skala di banyak perusahaan. Hal ini telah memperkenalkan ketidakpastian tambahan dalam prospek pekerjaan, berkontribusi pada ketidakamanan dan ketidakstabilan di pasar tenaga kerja.
Lalu, bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi tantangan tersebut?
Di bidang pengembangan perumahan publik, pemerintah China saat ini sedang membangun perumahan publik sebanyak 6,5 juta rumah sewa di kota-kota besar pada tahun 2025. Di sektor apartemen sewa dan investasi, pemerintah juga menawarkan peluang investasi institusional bagi keluarga yang ingin menyewa apartemen, yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan penurunan investasi multifamily karena akibat penurunan jumlah populasi di China.
Kedua fokus ini diharapkan mampu mendukung para pengembang dalam recoverynya dan menjadi langkah untuk menstabilkan tekanan likuiditas pada sektor properti. Saat ini pun, China juga sedang mengeksplorasi beberapa alternatif solusi yang berkelanjutan dalam pasar properti domestik.
Penulis: Lusia Raras
Sumber: