Sejak 1 Januari 2023, Indonesia resmi mendapat kepercayaan untuk menjadi Ketua Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Saat ini, ASEAN terdiri dari 11 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste.
Indonesia kembali dipercaya untuk menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN sebagai forum tertinggi negara-negara di Asia Tenggara tahun ini. Bukan yang pertama kalinya, Indonesia telah menjadi tuan rumah sebanyak 5 kali dalam sejarah ASEAN, yaitu tahun 1976 (KTT ASEAN pertama), 1996, 2003, 2011, dan 2023.
Dengan keberhasilan Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 tahun lalu, Indonesia memiliki pengalaman yang masih hangat untuk mempersiapkan kembali forum internasional yaitu KTT ASEAN 2023. KTT ASEAN 2023 ini akan mengusung tema ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth', hal ini karena Indonesia ingin membawa ASEAN untuk menjadi kawasan yang penting bagi negara sekitar dan dunia. Forum tersebut akan diadakan dua kali pada bulan Mei 2023 di Labuan Bajo dan September 2023 di Jakarta.
Labuan Bajo dipilih sebagai lokasi KTT ASEAN karena dinilai sebagai kawasan yang bagus dan layak untuk dipromosikan. Selain itu, Labuan Bajo merupakan kawasan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP). Oleh karena itu pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata gencar dilakukan oleh pemerintah.
Bandara Komodo adalah salah satu yang akan dipercantik untuk menyambut kehadiran para peserta KTT ASEAN Summit. Presiden Jokowi juga telah meresmikan jalan Labuan Bajo-Golo Mori untuk mendorong pengembangan kawasan Labuan Bajo untuk menjadi DPSP sekaligus memperbaiki konektifitas dalam rangka pengembangan Labuan Bajo. Golo Mori merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan menjadi tempat pelaksanaan KTT ASEAN Summit.
Hotel Labuan Bajo juga dipersiapkan untuk menyambut peserta KTT ASEAN Summit pada bulan Mei nanti. Salah satunya adalah hotel di Kawasan Marina Terpadu yang dikunjungi oleh Presiden Jokowi saat meninjau kesiapan Labuan Bajo.
Kawasan tersebut dibangun oleh perusahaan patungan dua BUMN untuk memajukan dan mengembangkan pariwisata di Indonesia. Kawasan tersebut dibangun sebagai inovasi pengembangan bisnis properti waterfront yang akan mendukung konektivitas dan bisnis hospitality di Labuan Bajo. Fasilitas lain yang tersedia di kawasan tersebut yakni area komersial, dermaga ferry, marina berkapasitas 134 kapal yacht, beach club, dan beberapa hotel bintang 3.
Kondisi geopolitik dunia yang tidak stabil memberikan silver lining bagi Indonesia. Indonesia kembali menjadi sorotan kancah internasional, kali ini di Labuan Bajo. Keindahan Labuan Bajo merupakan potensi yang besar bagi sektor pariwisata. Maka dari itu, dengan adanya momentum KTT ASEAN Summit di Labuan Bajo, diharapkan mampu mendorong kawasan itu agar menjadi destinasi wisata super prioritas bagi mancanegara.
Penulis: Tristan Dimastyo Ramadhan
Sumber:
www,news.detik.com
www.antaranews.com
www.suaradewata.com
Artikel Terkait
Perhelatan G20 di Indonesia Bawa Dampak Positif bagi Sektor Properti