Sistem jaringan jalan merupakan kebutuhan mendasar untuk menghubungkan masyarakat dengan berbagai aktivitas ekonomi, termasuk perniagaan dan logistik yang membutuhkan konektivitas tinggi antar wilayah.
Melalui Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015, Pemerintah mengupayakan percepatan pembangunan dan pengembangan Jalan Tol Trans-Sumatera. Jalan tol ini akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda yang panjang seluruhnya mencapai 2.704 km dan akan beroperasi penuh pada 2024.
Pembangunan jalan tol Trans Sumatera dirasa membawa dampak yang positif dalam perekonomian. Sebelumnya, Jakarta-Palembang harus ditempuh dalam waktu 15 jam. Dengan adanya tol ini, waktu tempuh menjadi lebih singkat yaitu 7-8 jam. Dalam distribusi logistik, waktu tempuh yang singkat tentu dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan arus logistik.
Arus logistik dari Jawa ke Sumatera juga terbilang tinggi. Hal ini didorong adanya Kawasan Industri di koridor barat Jakarta. Koridor ini memang memiliki keunggulan kemudahan akses, termasuk akses untuk menyeberang ke Sumatera melalui Pelabuhan Merak.
Tak hanya pada mobilitas logistik, jasa, dan manusia, jalan tol Sumatera juga memberikan dampak positif pada sektor lain (multiplier effect). Termasuk pada sektor properti seperti perhotelan, perumahan, pusat perbelanjaan, dan sektor pariwisata seperti restoran dan destinasi wisata.
Perhotelan dan pariwisata menjadi sektor yang termasuk mendapatkan manfaat dari adanya jalan tol Sumatera. Hal ini terlihat dari munculnya Kawasan ekonomi baru yang berdekatan dengan exit toll, sehingga secara kuantitas, hotel yang ada juga ikut bertambah.
Selain itu, secara potensi, Sumatera juga memainkan peran penting dalam perekonomian negara. Beragam potensi alam dan komoditas berlimpah, mulai dari karet, minyak kelapa sawit, kopi, minyak bumi, batu bara, dan gas alam, pada tahun 2015 Sumatera menyumbang 22,21% produk domestik bruto (PDB) Indonesia, terbesar kedua setelah Jawa, menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Oleh karena itu, kemajuan dan keberlanjutan perekonomian Sumatera sangat penting untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan di kawasan tersebut. Konektivitas inilah kunci dari pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan terhenti, perkembangan daerah sekitarnya pun akan terhambat.
Penulis : Muhamad Ashari
Sumber:
www.kompas.com
www.hutamakarya.com