Knight Frank Global baru saja merilis The Wealth Report mengenai Wealth Population. Laporan tersebut menyatakan bahwa pada tahun 2022, terjadi penurunan jumlah crazy rich yang disebut dengan UHNWI (Ultra High Net Worth Individual) sebesar 3,8% di skala global karena dinamika suku bunga dan isu geopolitik yang masih berlangsung.
Dari 10 negara dengan pertumbuhan UHNWI tertinggi, tiga negara di ASEAN (Malaysia, Singapura, dan Indonesia) tumbuh 7-9% saat ini.
Selain itu, Knight Frank juga menganalisa korelasi Wealth Sizing Model dengan ranking top 1% di beberapa negara. Istilah top 1% mengacu pada 1% orang terkaya di negara tersebut, yang diukur dengan pendapatan tahunan atau kekayaan bersih. Pengukuran wealth sizing model, menggunakan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) per kapita, harapan hidup, konsumsi pemerintah dan risiko politik.Dalam The Wealth Report, seorang individu dinyatakan sebagai UHNWI jika memiliki kekayaan lebih dari US$30 juta (Rp450 miliar). Sebagai contoh, Monako menjadi negara dengan kekayaan minimum tertinggi untuk masuk menjadi top 1%, yaitu sekitar US$12.5 juta. Swiss di peringkat kedua dengan US$6.6 juta, dan Australia di peringkat ketiga dengan US$5.2 juta.
Untuk Asia, wealth size terbesar untuk top 1% masih diduduki oleh Singapura dengan US$3.5 juta dan diikuti Hongkong US$3.4 juta, dan Jepang US$1.7 juta.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Menurut salah satu situs fintech (financial technology), , seorang individu perlu memiliki kekayaan sebesar US$114 ribu (Rp1,7 miliar) untuk bisa menjajaki peringkat top 1% di Indonesia. Merujuk proyeksi pertumbuhan UHNWI di Indonesia sebesar 17,1% dari tahun 2022 hingga 2027, jumlah top 1% di Indonesia pun akan bertambah.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
www.forbes.com
Artikel Terkait